Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Provinsi Kalimantan Timur kini memiliki 247 desa mandiri energi yang menggunakan biogas berbahan bakar kotoran hewan (kohe).
"Sebanyak 247 desa mandiri energi itu menggunakan biogas yang peralatannya dibantu dari pemerintah pusat, provinsi, dan pemerintah di kabupaten terkait. Diharapkan sejumlah desa lain yang berdekatan dengan desa itu dapat mengikutinya," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim H Syaiful Akhyar di Samarinda, Senin.
Bantuan peralatan unit biogas tersebut diberikan mulai 2009 hingga 2012, sementara jumlah bantuan untuk desa-desa di Kaltim setiap tahun tidak sama karena disesuaikan dengan anggaran yang ada.
Bantuan peralatan biogas diperuntukkan bagi desa-desa yang warganya memelihara sapi atau kerbau, pasalnya bahan utama untuk memfungsikan biogas tersebut harus ada kotoran sapi atau kerbau.
Dia merinci, pada 2009 jumlahnya biogas yang diberikan ke Kaltim masih sedikit, yakni hanya 37 unit, yang terdiri dari bantuan pemerintah pusat melalui APBN sebanyak 11 unit, dari Pemprov Kaltim empat unit, dan dari kabupaten terdapat 22 unit.
Kemudian pada 2010 meningkat menjadi 48 unit biogas, yakni dari APBN mengadakan 14 unit biogas, dari Kaltim 12 unit, dan dari APBD II (kabupaten/kota) sebanyak 22 unit.
Selanjutnya pada 2011 mengalami penurunan jumlah penyaluran yang hanya 35 unit biogas, yakni dana pembeliannya hanya bersumber dari APBD Kaltim, sementara pada 2012 meningkat lagi menjadi 126 unit, yakni dari APBN sebanyak 66 unit dan dari APBD Kaltim 60 unit.
Dia juga mengatakan bahwa pada 2013 rencananya akan ada lagi 185 desa yang mendapat bantuan 185 unit peralatan biogas. Ini berarti pada 2013 di Kaltim akan terdapat 432 desa mandiri energi.
Satu paket atau satu unit peralatan biogas yang diberikan terdiri instalasi pengolahan, dua lampu, mata kompor, dan satu alat memasak nasi, sementara biaya pengadaan satu unit biogas sekitar Rp18 juta.
Kapasitas biogas tersebut 4-5 kubik sehingga mampu digunakan untuk dua kepala keluarga. Peralatan itu dapat digunakan untuk menyalakan kompor dan lampu penerangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Sebanyak 247 desa mandiri energi itu menggunakan biogas yang peralatannya dibantu dari pemerintah pusat, provinsi, dan pemerintah di kabupaten terkait. Diharapkan sejumlah desa lain yang berdekatan dengan desa itu dapat mengikutinya," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim H Syaiful Akhyar di Samarinda, Senin.
Bantuan peralatan unit biogas tersebut diberikan mulai 2009 hingga 2012, sementara jumlah bantuan untuk desa-desa di Kaltim setiap tahun tidak sama karena disesuaikan dengan anggaran yang ada.
Bantuan peralatan biogas diperuntukkan bagi desa-desa yang warganya memelihara sapi atau kerbau, pasalnya bahan utama untuk memfungsikan biogas tersebut harus ada kotoran sapi atau kerbau.
Dia merinci, pada 2009 jumlahnya biogas yang diberikan ke Kaltim masih sedikit, yakni hanya 37 unit, yang terdiri dari bantuan pemerintah pusat melalui APBN sebanyak 11 unit, dari Pemprov Kaltim empat unit, dan dari kabupaten terdapat 22 unit.
Kemudian pada 2010 meningkat menjadi 48 unit biogas, yakni dari APBN mengadakan 14 unit biogas, dari Kaltim 12 unit, dan dari APBD II (kabupaten/kota) sebanyak 22 unit.
Selanjutnya pada 2011 mengalami penurunan jumlah penyaluran yang hanya 35 unit biogas, yakni dana pembeliannya hanya bersumber dari APBD Kaltim, sementara pada 2012 meningkat lagi menjadi 126 unit, yakni dari APBN sebanyak 66 unit dan dari APBD Kaltim 60 unit.
Dia juga mengatakan bahwa pada 2013 rencananya akan ada lagi 185 desa yang mendapat bantuan 185 unit peralatan biogas. Ini berarti pada 2013 di Kaltim akan terdapat 432 desa mandiri energi.
Satu paket atau satu unit peralatan biogas yang diberikan terdiri instalasi pengolahan, dua lampu, mata kompor, dan satu alat memasak nasi, sementara biaya pengadaan satu unit biogas sekitar Rp18 juta.
Kapasitas biogas tersebut 4-5 kubik sehingga mampu digunakan untuk dua kepala keluarga. Peralatan itu dapat digunakan untuk menyalakan kompor dan lampu penerangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013