Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Minyak mentah yang masih terkandung dalam air di "oil catcher" (penyaring minyak) di lingkungan kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan (UP) V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis sekitar pukul 11.20 Wita, sempat terbakar.
Petugas segera bereaksi dengan menyemprotkan busa (foam) ke arah api dan oil cather di Jetty 5 tersebut. Setelah api padam, petugas masih menyemprotkan air untuk mendinginkan perangkat penyaring minyak itu.
"Kejadian tidak lebih dari 8 menit. Pada pukul 11.30 Wita, keadaan sudah terkendali," kata Fetty, Humas Pertamina UP V.
Oleh sebab itu, katanya, proses produksi bahan k bakar minyak (BBM) kilang yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda itu tidak terganggu.
Namun demikian, jelas Fetty, pihaknya masih menyelidiki asal api sebab seperti seluruh bagian kilang lainnya, kawasan itu bebas dari pemicu api," tambahnya.
Oil catcher merupakan sarana pengolahan minyak. Sarana ini menangkap minyak dari air yang akan dibuang sehingga tidak akan mencemari lingkungan.
"Minyak yang ada di oil catcher itu akan disedot dan dikumpulkan untuk diolah kembali," kata Fetty.
Keamanan kilang memang sudah dirancang sedemikian rupa. Untuk mencegah seandainya terjadi tumpahan minyak meluas, misalnya, setiap tangki penampungan memiliki area lapang yang dibatasi dengan tanggul-tanggul. Tanggul itu mencegah minyak menyebar sehingga mudah dilokalisasi.
Kilang Pertamina UP V di Balikpapan ini memiliki kapasitas produksi BBM sebesar 260.000 barel per hari. BBM dari kilang ini digunakan untuk mensuplai kebutuhan BBM dalam negeri, terutama untuk Indonesia bagian timur.
Minyak mentah yang diolah datang dari berbagai penjuru dunia. Selain mengolah minyak-minyak yang ditambang dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, kilang Pertamina UP V juga mengolah minyak dari Nigeria, Timur Tengah, Iran, hingga minyak dari Malaysia dan Vietnam.
(T.KR-NVA/B/A041/A041) 20-12-2012 21:22:05
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Petugas segera bereaksi dengan menyemprotkan busa (foam) ke arah api dan oil cather di Jetty 5 tersebut. Setelah api padam, petugas masih menyemprotkan air untuk mendinginkan perangkat penyaring minyak itu.
"Kejadian tidak lebih dari 8 menit. Pada pukul 11.30 Wita, keadaan sudah terkendali," kata Fetty, Humas Pertamina UP V.
Oleh sebab itu, katanya, proses produksi bahan k bakar minyak (BBM) kilang yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda itu tidak terganggu.
Namun demikian, jelas Fetty, pihaknya masih menyelidiki asal api sebab seperti seluruh bagian kilang lainnya, kawasan itu bebas dari pemicu api," tambahnya.
Oil catcher merupakan sarana pengolahan minyak. Sarana ini menangkap minyak dari air yang akan dibuang sehingga tidak akan mencemari lingkungan.
"Minyak yang ada di oil catcher itu akan disedot dan dikumpulkan untuk diolah kembali," kata Fetty.
Keamanan kilang memang sudah dirancang sedemikian rupa. Untuk mencegah seandainya terjadi tumpahan minyak meluas, misalnya, setiap tangki penampungan memiliki area lapang yang dibatasi dengan tanggul-tanggul. Tanggul itu mencegah minyak menyebar sehingga mudah dilokalisasi.
Kilang Pertamina UP V di Balikpapan ini memiliki kapasitas produksi BBM sebesar 260.000 barel per hari. BBM dari kilang ini digunakan untuk mensuplai kebutuhan BBM dalam negeri, terutama untuk Indonesia bagian timur.
Minyak mentah yang diolah datang dari berbagai penjuru dunia. Selain mengolah minyak-minyak yang ditambang dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, kilang Pertamina UP V juga mengolah minyak dari Nigeria, Timur Tengah, Iran, hingga minyak dari Malaysia dan Vietnam.
(T.KR-NVA/B/A041/A041) 20-12-2012 21:22:05
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012