Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tenggarong menggelar seminar pendidikan dengan tujuan untuk membangun karakter remaja dalam rangka peringatan hari ulang tahun sekolah itu ke-19 di Pendopo Odah Etam, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Minggu.
Seminar yang diikuti para guru dan murid mulai SD hingga SMA dan SMK, serta Madrasah dari beberapa sekolah di Kukar itu, merupakan puncak dari acara peringatan HUT MAN Tenggarong ke-19.
Seminar itu menghadirkan narasumber Profesor H Rahmat Soe'oed dari Universitas Mulawarman Samarinda serta dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kukar yaitu Hasfiannur Nafsi.
"Dengan seminar ini diharapkan semakin membawa kemajuan pendidikan khususnya di Madrasah, serta menciptakan remaja yang berkarakter dengan dasar nilai agama yang teguh," ujar Kepala MAN Tenggarong, Muksin.
Dikatakannya, selain seminar, peringatan HUT MAN Tenggarong itu sebelumnya juga digelar berbagai lomba, di antaranya yaitu lomba mengarang, tilawah, cerdas cermat, pidato dan lomba tari jepen, serta kirab keluarga besar MAN Tenggarong.
Menurut dia, berbagai kegiatan tersebut untuk menunjukkan bahwa Madrasah juga bisa eksis dan tidak tenggelam dengan sekolah-sekolah lainnya.
"Mungkin Madrasah bisa dikatakan sebagai sekolah minoritas, dengan HUT ini kami tunjukkan bahwa Madrasah merupakan sarana pendidikan berpondasi agama yang tak kalah dengan sekolah lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama (Mapenda) Kementerian Agama Kukar, Asniah, saat membuka acara itu mengatakan penanaman pondasi agama sebaiknya ditanamkan pada anak usia dini.
Namun, menurutnya, belum terlambat jika di usia anak menginjak remaja masuk pendidikan ke Madrasah yang sejajar dengan pendidikan umum lainnya, seperti Madrasah Aliyah.
"Karena Madrasah memiliki nilai tambah pada nilai-nilai dan perilaku Islami, agar anak menjadi pribadi yang taat kepada Allah," ujarnya.
Selanjutnya, Asniah mengatakan tantangan bagi dunia pendidikan khsusunya Madrasah, semakin kompleks sehingga butuh upaya pembenahan dan peningkatan kualitas pendidikan, baik sisi kelembagaan dan manajemen.
Untuk itu, katanya, para guru juga dituntut kreatif dalam memberikan motifasi dalam proses belajar mengajar sehingga Madrasah diharapkan mampu menanamkan pondasi agama pada anak didik melalui pendekatan perilaku.
Di akhir sambutannya, ia berharap agar kerja sama para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pendidikan untuk tetap berkomitmen memanjukan dunia pendidikan, khususnya lembaga pendidikan keagamaan di Kukar.
Acara itu juga dirangkai dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba-lomba dalam rangka HUT MAN Tenggarong yang telah dilaksanakan beberapa hari sebelum seminar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Seminar yang diikuti para guru dan murid mulai SD hingga SMA dan SMK, serta Madrasah dari beberapa sekolah di Kukar itu, merupakan puncak dari acara peringatan HUT MAN Tenggarong ke-19.
Seminar itu menghadirkan narasumber Profesor H Rahmat Soe'oed dari Universitas Mulawarman Samarinda serta dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kukar yaitu Hasfiannur Nafsi.
"Dengan seminar ini diharapkan semakin membawa kemajuan pendidikan khususnya di Madrasah, serta menciptakan remaja yang berkarakter dengan dasar nilai agama yang teguh," ujar Kepala MAN Tenggarong, Muksin.
Dikatakannya, selain seminar, peringatan HUT MAN Tenggarong itu sebelumnya juga digelar berbagai lomba, di antaranya yaitu lomba mengarang, tilawah, cerdas cermat, pidato dan lomba tari jepen, serta kirab keluarga besar MAN Tenggarong.
Menurut dia, berbagai kegiatan tersebut untuk menunjukkan bahwa Madrasah juga bisa eksis dan tidak tenggelam dengan sekolah-sekolah lainnya.
"Mungkin Madrasah bisa dikatakan sebagai sekolah minoritas, dengan HUT ini kami tunjukkan bahwa Madrasah merupakan sarana pendidikan berpondasi agama yang tak kalah dengan sekolah lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama (Mapenda) Kementerian Agama Kukar, Asniah, saat membuka acara itu mengatakan penanaman pondasi agama sebaiknya ditanamkan pada anak usia dini.
Namun, menurutnya, belum terlambat jika di usia anak menginjak remaja masuk pendidikan ke Madrasah yang sejajar dengan pendidikan umum lainnya, seperti Madrasah Aliyah.
"Karena Madrasah memiliki nilai tambah pada nilai-nilai dan perilaku Islami, agar anak menjadi pribadi yang taat kepada Allah," ujarnya.
Selanjutnya, Asniah mengatakan tantangan bagi dunia pendidikan khsusunya Madrasah, semakin kompleks sehingga butuh upaya pembenahan dan peningkatan kualitas pendidikan, baik sisi kelembagaan dan manajemen.
Untuk itu, katanya, para guru juga dituntut kreatif dalam memberikan motifasi dalam proses belajar mengajar sehingga Madrasah diharapkan mampu menanamkan pondasi agama pada anak didik melalui pendekatan perilaku.
Di akhir sambutannya, ia berharap agar kerja sama para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pendidikan untuk tetap berkomitmen memanjukan dunia pendidikan, khususnya lembaga pendidikan keagamaan di Kukar.
Acara itu juga dirangkai dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba-lomba dalam rangka HUT MAN Tenggarong yang telah dilaksanakan beberapa hari sebelum seminar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012