Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengaku harus skeptis dengan Program Guru Penggerak yang diluncurkannya supaya bisa berinovasi untuk penyempurnaan pada masa mendatang.
"Saya harus skeptis dengan program saya sendiri supaya saya terus bisa berinovasi untuk terus menyempurnakan program, termasuk hari ini saya perlu memperoleh respons dari para guru," ujar Nadiem di Penajam, Rabu, saat berdialog dengan sejumlah guru SD hingga SMA dan yang sederajat di halaman SDN 025 Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Hadir mendampingi Mendikbud Nadiem dalam dialog ini, antara lain Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjarifuddin, Sekretaris Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Muliadi, dan Kepala Dinas Pendidikan PPU Alimuddin.
Dalam kesempatan dialog tersebut, Ridwan, salah seorang guru SMP di PPU yang juga sebagai Guru Penggerak, mengaku ragu dengan kreasi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di tengah pandemi.
Keraguan muncul karena dalam penilaian yang dilakukan oleh pusat terhadap dirinya, tidak mendapatkan jawaban benar atau salah yang ia terapkan kepada siswa dan guru lain. Namun, hal yang ia peroleh bobot nilai.
"Mengingat tidak adanya kata benar atau salah dari hasil penilaian yang saya peroleh, jadi saya ragu dengan kreasi pembelajaran yang saya terapkan selama ini apakah sudah tepat atau belum, jadi saya berharap ada pernyataan benar atau salah dalam penilaian mendatang," ucap dia.
Menanggapi hal ini, Nadiem mengatakan bahwa dalam Program Guru Penggerak memang tidak ada penilaian benar atau salah.
Ia menjelaskan bahwa hal terpenting yang perlu dilakukan guru adalah terus berpikir positif, mandiri, kritis, dan berpikir merdeka.
"Program Guru Penggerak adalah mengevaluasi diri sendiri, bukan kami yang menentukan benar atau salah. Kita harus coba terus, mana yang berhasil dilanjutkan dan yang gagal dievaluasi untuk mencapai keberhasilan," ujar Nadiem.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
"Saya harus skeptis dengan program saya sendiri supaya saya terus bisa berinovasi untuk terus menyempurnakan program, termasuk hari ini saya perlu memperoleh respons dari para guru," ujar Nadiem di Penajam, Rabu, saat berdialog dengan sejumlah guru SD hingga SMA dan yang sederajat di halaman SDN 025 Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Hadir mendampingi Mendikbud Nadiem dalam dialog ini, antara lain Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjarifuddin, Sekretaris Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Muliadi, dan Kepala Dinas Pendidikan PPU Alimuddin.
Dalam kesempatan dialog tersebut, Ridwan, salah seorang guru SMP di PPU yang juga sebagai Guru Penggerak, mengaku ragu dengan kreasi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di tengah pandemi.
Keraguan muncul karena dalam penilaian yang dilakukan oleh pusat terhadap dirinya, tidak mendapatkan jawaban benar atau salah yang ia terapkan kepada siswa dan guru lain. Namun, hal yang ia peroleh bobot nilai.
"Mengingat tidak adanya kata benar atau salah dari hasil penilaian yang saya peroleh, jadi saya ragu dengan kreasi pembelajaran yang saya terapkan selama ini apakah sudah tepat atau belum, jadi saya berharap ada pernyataan benar atau salah dalam penilaian mendatang," ucap dia.
Menanggapi hal ini, Nadiem mengatakan bahwa dalam Program Guru Penggerak memang tidak ada penilaian benar atau salah.
Ia menjelaskan bahwa hal terpenting yang perlu dilakukan guru adalah terus berpikir positif, mandiri, kritis, dan berpikir merdeka.
"Program Guru Penggerak adalah mengevaluasi diri sendiri, bukan kami yang menentukan benar atau salah. Kita harus coba terus, mana yang berhasil dilanjutkan dan yang gagal dievaluasi untuk mencapai keberhasilan," ujar Nadiem.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021