Samarinda  (ANTARA Kaltim) - Jumlah penduduk Kabupaten Berau, Provinsi Kaltim, saat ini hanya sekitar 200.000 jiwa, namun di daerah itu terdapat Bandara Kalimarau yang pembangunannya menelan Rp460 miliar sehingga muncul pertanyaan, ada apa di Berau?.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 Oktober 2012 akan meresmikan infrastruktur jembatan udara dengan arsitektur berbentuk penyu sebagai simbol bahwa Kabupaten Berau menjadi habitat berkembang biaknya berbagai jenis penyu. Infrastruktur yang akan diresmikan itu bernama Bandar Udara (Bandara) Kalimarau.

Peresmian bandara baru yang dibangun sejak 2010 itu bersamaan dengan tujuh proyek lain yang peresmiannya dilakukan secara simbolis di Pelabuhan dan Terminal Peti Kemas Karingau, Balikpapan.

Sedangkan biaya pembangunan bandara yang sebesar Rp460 miliar itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), APBD Provinsi Kaltim, dan APBD Kabupaten Berau, yakni yang digulirkan mulai 2010 hingga 2012.

Dana sebesar itu antara lain digunakan untuk perpanjangan landas pacu dengan nilai Rp68 miliar, sehingga bandara itu kini memiliki landasan pacu 2.250 meter atau bertambah 1.000 meter dari sebelumnya yang hanya 1.250 meter.

Sementara itu, bangunan terminal mencapai 9.000 meter persegi yang dapat menampung ratusan penumpang, baik yang datang maupun yang akan berangkat ke sejumlah kota tujuan.

Bandara ini meski berlokasi di kabupaten namun dirancang untuk memberikan kenyamanan tersendiri bagi penumpang, karena bandara ini memiliki fasilitas memadai layaknya bandara internasional lain di Indonesia.

Bahkan di Bandara Kalimarau merupakan satu-satunya bandara di tingkat kabupaten di Indonesia yang menggunakan garbarata, sehingga akan memudahkan penumpang saat masuk maupun ke luar dari pesawat.

Bertambahnya landasan pacu Bandara Kalimarau membuat maskapai berminat menerbangi Berau, yakni Batavia Air dan Sriwijaya Air. Sedangkan Lion Air dan Garuda Indonesia rencananya melintasi rute Berau pada 2013 seiring dengan beroperasinya bandara itu.

Bandara tersebut juga melayani penumpang dengan pesawat jenis Avians de Transport Regional (ATR). Jenis ini dioperasikan Kalstar Airlines dan Trigana yang dapat mengangkut penumpang antara 30 hingga 50 orang.

Sementara itu, untuk penerbangan internasional, Pemkab Berau masih mempersiapkan berbagai persyaratannya, diantaranya harus adanya kantor imigrasi untuk pemeriksaan kelengkapan wisatawan dan tamu asing untuk keperluan bisnis maupun keperluan lain.

Penjajakan telah dilakukan Pemkab Berau dengan Kementerian Hukum dan HAM. Setelah persyaratan ini dapat dipenuhi, maka ditargetkan pada 2013 Bandara Kalimarau dapat didarati pesawat dari negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Pilipina, maupun kota-kota sedaratan dengan Kalimantan di antaranya Kinibalu dan Tawau.

Ada beberapa alasan yang mnelatarbelakangi pembangunan bandara yang representatif itu di Berau.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim Zairin Zain, meski jumlah penduduk di Berau hanya sekitar 200.000 jiwa, namun potensi kekayaan alam di wilayah utara Kaltim itu sangat besar dan sangat menggiurkan.

Potensi yang begitu besar itu di antaranya adalah sektor wisata seperti gugusan kepulauan Derawan yang memiliki kekhasan tersendiri, bahkan jika dilakukan pertandingan tentang keunikan dan keindahan kepulauan Derawan dengan wisata laut daerah lain, Derawan diyakini lebih unggul.

Menurut dia semua bentuk pembangunan harus terkoneksi antar sektor satu dengan lainnya, antara dinas satu dengan dinas lain (lintas sektoral).

Begitupun dengan Dinas Perhubungan yang mengurusi transportasi dan perhubungannya, harus selaras dengan pengembangan pertanian, perkebunan, termasuk selaras dengan pengembangan kepariwisataan, katanya.

"Sehebat apapaun Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempromosikan sektor wisata di Berau, jika tidak didukung dengan sarana dan prasarana atau infrastruktur yang memadai, dipastikan wisatawan enggan mengunjunginya," katanya.

Apalagi kepulauan Derawan yang mencakup pulau-pulau kecil seperti Pulau Panjang, Derawan, Semama, Sangalaki, Kakaban, Sambit, dan Pulau Maratua direncanakan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sail Derawan 2013.

Pulau Derawan merupakan tujuan utama wisata bahari di kepulauan itu. Para wisatawan umumnya memenuhi Derawan setiap akhir pekan, liburan sekolah, lebaran, dan tahun baru.

Pulau Derawan merupakan pulau dengan jarak terdekat dari daratan, yakni dapat ditempuh sekitar 30 menit dari Kecamatan Tanjung Batu dengan menggunakan speed boat. Dapat juga ditempuh dari Tanjung Selor namun dengan waktu lebih lama yang mencapai 3 jam dengan rute darat.

Selanjutnya, guna semakin menarik minat wisatawan asing dan potensi besar di gugusan kepulauan Derawan, lanjut Zairin, kemudian Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak berinisiatif membangun bandara perintis, tepatnya di Pulau Maratua yang merupakan pulau dengan luas 2.375,7 kilometer persegi dengan jarak tempuh 45 menit lewat laut dari Derawan.

Pembangunan Bandara Maratua telah dianggarkan Pemprov Kaltim sebesar Rp5 miliar, di antaranya untuk pematangan lahan dan pembangunan landasan pacu sepanjang 900 meter, namun kedepan akan diperpanjang hingga menjadi 1.200 meter.

Keberadaan bandara di Maratua diharapkan semakin meningkatkan kunjungan wisata di gugusan kepulauan Derawan. Semua itu dimaksudkan demi untuk meningkatkan pendapatan warga sekitar sehingga kesejahteraan warga juga meningkat.

Menurut Zairin, keberadaan Bandara Kalimarau akan terkoneksi dengan Bandara Sepinggan Balikpapan, termasuk akan menjadi pendukung Bandara Juata Tarakan yang bisa didarati pesawat berbadan lebar jenis boing 737-300, sehingga menjadi salah satu sarana untuk mempercepat kemajuan di kawasan utara Kaltim.

Daerah-daerah yang akan merasakan manfaat keberadaan Bandara Kalimarau adalah Kabupaten Bulungan, Malinau, Tana Tidung, termasuk sebagain Kabupaten Kutai Timur, yakni masyarakat di Kecamatan Muara Wahau karena lokasinya dekat dengan Kalimarau.

Pembangunan Bandara Kalimarau ini untuk menggantikan bandara lama karena kondisinya sudah tidak memungkinkan, yakni banyaknya penumpang yang berangkat melalui bandara tersebut, apalagi bandara lama dibangun sejak 1976.  (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012