Tanjung Redeb  (ANTARA Kaltim) - Rumah Tahanan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau meminta bantuan Polres untuk giat melakukan razia guna menekan peredaran narkoba yang sempat dua kali ditemukan di rutan itu.

Selama menjabat, Kepala Rutan Tanjung Redeb Ronal Heru Pratama, Senin, mengaku dua kasus penemuan narkoba tersebut cukup membuktikan bahwa narkoba sudah merambah di wilayah kerjanya.

"Mau dibilang bersih tentu tidak karena selama saya menjabat sudah dua kali kita temukan, artinya ini perlu segera ditekan, karenanya secara langsung kami sudah meminta kepada Kapolres untuk membantu melakukan razia," katanya.

Dengan jumlah pegawai sebanyak 37 orang yang terbagi dalam beberapa shift, Ronald mengaku cukup riskan untuk melakukan razia di dalam sel Rutan terlebih jika dilakukan di malam hari. Alasan ini yang menjadi pertimbangan Rutan meminta Polres membantu dalam melakukan razia.

Dari jumlah penghuni yang ada berdasarkan data terakhir sebanyak 421 orang, dan 30 persen di antaranya adalah tahanan Narkoba.

Hal itu juga, katanya, yang menjadi pemicu terbukanya celah peredaran narkoba di rutan.

Peluang terbesar masuknya narkoba berasal dari pembesuk yang kurang terkontrol. Kemungkinan itu juga diakui mengingat kurangnya petugas pemeriksa.

"Hanya ada dua petugas untuk memeriksa pembesuk pria dan wanita, sementara pengunjung yang datang setiap harinya sangat banyak, untuk memeriksa barang yang dibawa perorang saja bisa mencapai 10 hingga 20 menit," katanya.

Dengan banyaknya yang diperiksa tidak menutup kemungkinan ada barang yang luput diperiksa termasuk kemungkinan paket narkoba yang diseludupkan ke dalam rutan.

Ditanya mengenai kemungkinan ada keterlibatan pegawai rutan, Ronal dengan cepat menyebut belum ada identifikasi kearah itu.

"Kalau sampai ada maaf-maaf saja biar nangis darah saya tidak akan bantu, sekarang kesejahteraan pegawai sudah cukup diperhatikan, jadi apa lagi yang dikejar," tegasnya.

Tidak hanya polisi, diharapkan pula dukungan Badan Narkotika Nasional (BNN) seperti daerah lain untuk melakukan razia dan kegiatan lain yang menyangkut masalah narkoba.

"Sebab untuk menekan peredaran Narkoba kami juga butuh dukungan dari pihak lain, sementara untuk pengadaan alat pendeteksi, kami rasa itu masih jauh karena masalah biaya yang sangat mahal, kalau CCTV kami rasa bisa diupayakan," ujar Ronald. (*)

Pewarta: Helda Mildiana

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012