Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV sebesar minus 2,19 persen atau lebih baik dibanding kuartal III minus 3,49 persen merupakan hasil intervensi pemerintah.


“Kita melihat sinyal positif pemulihan ekonomi sudah terlihat di triwulan ke-4 dimana angka quartal to quartal sudah ada sedikit peningkatan. Ini tentu tidak lepas dari intervensi yang dilakukan pemerintah,” katanya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Jumat.

Airlangga menyebutkan hal itu tercermin dari realisasi konsumsi pemerintah yang sebesar 1,76 persen (yoy), program PEN sebesar Rp579,78 triliun dan APBN mencapai 94,6 persen sehingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan konsumsi.

Menurutnya, berbagai intervensi dari pemerintah terlihat sejalan dengan tingkat konsumsi rumah tangga yang hanya terkontraksi sebesar 3,61 persen (yoy) dan tumbuh positif 0,49 persen (qtq).

Tak hanya itu, ia mengatakan para produsen juga merespon perbaikan permintaan domestik dengan melakukan investasi meskipun PMTB tetap terkontraksi sebesar 6,15 persen (yoy).

“Namun ini sedikit lebih tinggi dari triwulan sebelumnya minus 6,48 persen atau tumbuh 4,9 persen (qtq),” ujarnya.

Ia melanjutkan, optimisme pemulihan permintaan global turut mendorong peningkatan sektor usaha dalam negeri seperti industri pengolahan atau manufaktur yang terkontraksi 3,14 persen dan sektor pertanian tumbuh positif 2,59 persen.

Kemudian, masyarakat yang sudah terbiasa dengan pemanfaatan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari mendorong sektor informasi dan komunikasi tumbuh positif sepanjang 2020 yaitu 10,91 persen.

”Kita lihat juga sektor pasar modal serta sektor keuangan IHSG dan rupiah ini juga sudah menguat seperti sebelum pandemi COVID-19 pada Januari yang lalu,” katanya.

Berikutnya, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang telah naik mencapai 52,2 merupakan salah satu tertinggi dalam beberapa tahun terakhir Indeks Keyakinan Konsumen pada Desember telah di level 96 persen.

“Tentu kita juga melihat bahwa neraca perdagangan positif pada 2020 yaitu 21,74 miliar dolar AS atau tertinggi sejak 2011,” ujarnya.

Airlangga pun memastikan momentum pemulihan ini akan terus berlanjut pada 2021 sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.

“Ini didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi pengeluaran pemerintah, dan ekspor,” tegasnya.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021