Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim, menggelar berbagai pelatihan keterampilan untuk menyambut Ibu Kota Negara (IKN) yang akan pindah mulai 2024, sehingga warga yang telah dilatih siap terserap di pasar kerja atau menciptakan lapangan kerja.


"Pelatihan yang dilakukan ini dampaknya akan terkait langsung maupun tidak langsung dalam rencana pemindahan IKN," ujar Pendamping Teknis Program Pembangunan Pemberdayaan Kelurahan dan Perdesaan Mandiri (P2KPM) PPU Zamzam Mubarak di Penajam, Jumat.

Pendamping yang tergabung dalam Program P2KPM, lanjutnya, hingga kini terus melakukan pendampingan dalam berbagai pelatihan tersebut, seperti pelatihan pengelasan, bubut, perbengkelan, menjahit, budidaya lebah madu, peternakan, dan lainnya.

Kaitannya dengan IKN di berbagai jenis pelatihan ini antara lain, untuk pelatihan perbengkelan yang dikerjasamakan dengan BLK misalnya, seiring dengan tingginya penduduk yang pindah ke PPU, maka kebutuhan akan jasa perbengkelan pasti akan meningkat karena kendaraan bermotor juga pasti akan mengalami penambahan signifikan.

Kemudian pelatihan lebah madu yang dalam waktu dekat juga dilakukan oleh tutor kompeten di bidangnya, maka akan semakin banyak warga PPU yang terampil membudidayakan lebah madu dan memproduksi madu sendiri.

Dalam hal ini, lanjut Zamzam, dengan bertambahnya penduduk yang pindah ke IKN baru sekitar 1,5 juta jiwa, maka kebutuhan konsumsi vitamin, imunitas, maupun untuk vitalitas tubuh tentu akan meningkat, sehingga produksi madu merupakan salah satu jawabannya.

"Begitu pula terhadap pelatihan pertanian dan peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi sekaligus produktivitasnya, semua ini karena terkait dengan banyaknya orang yang akan pindah ke PPU dan sekitarnya, karena setiap manusia pasti akan mengkonsumsi produk pertanian hingga produk hilirnya," ucap dia.

Ia menjelaskan bahwa Pemkab PPU tahun ini mengalokasikan bantuan keuangan khusus (Bankeu Khusus) senilai Rp6 miliar bagi 30 desa, sehingga masing-masing desa memperoleh Alokasi senilai Rp200 juta.

"Bankeu Khusus sebesar Rp200 juta itulah yang saat ini digunakan untuk menggelar pelatihan sesuai dengan hasil musyawarah masyarakat desa. Berdasarkan hasil musyawarah tersebut akhirnya muncul 82 pelatihan dari 30 desa. Satu desa ada yang hanya satu pelatihan, ada juga desa yang menggelar hingga empat pelatihan," kata Zamzam. 
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020