Jasa pemesanan dan pengantaran makanan Go-food dari layanan transportasi online Gojek menyumbang pendapatan hingga Rp340 miliar dari total sumbangan Rp423 miliar penyedia jasa transportasi online itu kepada perekonomian Balikpapan pada 2018.
"Nilai itu menandakan bahwa teknologi memberi kesempatan berusaha lebih luas," kata Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) Paksi Walandouw di Balikpapan, Rabu.
Selain Go-food, juga ada Go-ride atau pengantaran penumpang dengan sepeda motor dan Go-car, pengantaran penumpang dengan mobil. Go-ride memberi Rp79 miliar dan Go-car Rp4 miliar.
Sumbangan pendapatan tersebut berasal dari selisih pendapatan mitra dari sebelum bergabung dengan penyedia jasa transportasi online tersebut dan sesudah bergabung.
Layanan pemesanan dan pengantaran online seperti Go-food, termasuk juga Go-car dan Go-ride, jelas Walandouw, memberi peluang orang membuka usaha tanpa harus punya tempat usaha yang signifikan. Pemilik usaha dapat fokus pada kualitas produknya, setidaknya di tahap awal.
Layanan online itu juga memberi kesempatan pengusaha yang sudah lebih dahulu eksis meluaskan pasarnya.
Sebelumnya, secara khusus Lembaga Demografi menggelar penelitian antara September-Desember 2018 di 9 kota Indonesia yang sudah memiliki layanan transportasi online. Tiga di antaranya adalah Medan, Surabaya, dan Balikpapan.
Walandouw mengakui, sebab yang merespons penelitian ini hanya Gojek, maka mereka hanya memiliki data dari Gojek dan menjadikan mitra pengemudi yang bergabung dengan Gojek sebagai subyek penelitian .
Mitra adalah sebutan penyedia jasa transportasi online untuk pemilik kendaraan yang bersepakat dengan mereka untuk menjalankan layanan tersebut.
Jumlah Rp423 miliar tersebut mendekati jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Balikpapan pada tahun yang sama, yaitu Rp470 miliar.
“Pada tahun 2017, sumbangan transportasi online itu sudah Rp347 miliar,” kata Walandouw.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019