Distribusi logistik untuk Pemilihan Umum (Pemilu) baik berupa kotak suara maupun surat suara ke kawasan perbatasan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Provinsi Kalimantan Timur, berisiko tinggi karena harus melalui Sungai Mahakam berarus deras melintasi sejumlah riam berbatu cadas sehingga longboat rawan karam.


"Kami ingat saat Pilkada Mahulu pertama tahun 2015 lalu, waktu itu longboat yang kami tumpangi pecah akibat kena riam dan menghantam batu, padahal waktu itu kami sedang membawa logistik untuk pemungutan suara," ujar Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mahulu, Saaluddin di Ujoh Bilang, Sabtu.

Saat itu pihaknya dari Kantor KPU Mahulu di Long Bagun hendak mengantar logistik ke dua kecamatan di hulu Mahakam, tepatnya ke Kecamatan Long Pahangai dan Kecamatan Long Apari yang keduanya berbatasan darat dengan negeri jiran, Malaysia.

Untuk bisa menjangkau dua kawasan ini, maka harus melewati dua riam berbahaya, yakni Riam Udang dan Riam Panjang karena belum adanya jalan darat yang layak, sehingga satu-satunya akses adalah melalui  sungai Mahakam. 

Dalam keadaan longboat pecah yang dipicu oleh mesin tersangkut di batu riam saat itu, lanjut Saal, hal yang ia pikirkan dan teman-temannya pikirkan saat itu adalah secara spontan menyelamatkan surat suara dan kotak suara, sehingga sebelum longboat yang mereka tumpangi benar-benar karam, mereka sempat menyelamatkan barang berharga tersebut.

Cara yang mereka tempuh adalah dengan melemparkan logistik ke bebatuan maupun ke tepi sungai yang berbatu satu koli demi satu koli, kotak demi kotak. Setelah semua logistik berhasil dilempar, kemudian mereka terjun ke sungai dan merapat ke tepi untuk menyelamatkan diri dari seretan arus riam.

"Setelah sampai di tepi sungai dan mengamankan semua logistik, kami hanya mampu memandangi longboat yang masih setengah karam, kemudian dihempas arus ke bebatuan yang akhirnya pecah dan hanyut terbawa arus. Kami tidak berani menyelamatkan longboat mengingat arusnya sangat kuat," ujarnya mengenang.

Saat itu, lanjut Agustinus Lejiu, yang juga Komisioner KPU Mahulu, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi, yakni surat suara dimasukkan dalam karung plastik berlapis-lapis dan dilapis lagi dengan plastik sampai diyakini kedap air, setelah itu dilakban dan diikatkan ke jeriken kosong yang tertutup rapat sebagai antisipasi jika terjadi musibah.

Seandainya waktu itu surat suara tenggelam, maka tidak akan basah karena sudah dibuat kedap air. Sedangkan jerigen kosong ini berfungsi sebagai pengapung sekaligus penunjuk arah di mana lokasi surat suara atau kotak suara berada agar bisa diambil meski tidak mudah menjangkaunya.

"Untuk Pemilu tahun ini pun kami akan menerapkan pola seperti dulu untuk menjaga kemungkinan, meski kami berharap hal semacam itu tidak terjadi lagi karena jika hal itu terjadi, kita tetap repot menyelamatkan diri dan repot mencari logistik. Mohon doa untuk semua agar tidak ada masalah apapun dalam Pemilu 17 April mendatang," ucap Agus. 
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019