Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Tim gulat Indonesia gagal menambah keping logam mulia pada hari terakhir pertandingan gulat SEA Games 2011, Kamis, namun hanya meraih tiga perak oleh atlet tim nasional asal Kalimantan Timur.

Pelatih gulat Nasional, Buyamin dihubungi dari Samarinda, Kamis mengatakan bahwa tiga medali perak timnas direbut oleh Rudi Armanto kelas 84kg bebas, Andriansyah kelas 66kg bebas, dan Fahriansyah kelas 74kg bebas.

"Memang cukup disayangkan tim kita gagal menambah emas, padahal kalau saya melihat peluang sangat terbuka karena kualitas lawan imbang-imbang saja dengan pegulat kita," tutur Buyamin.

Disinggung penyebab kegagalan pegulat Indonesia, Buyamin menyebutkan faktor kelelahan menjadi pemicu kekalahan pegulat Indonesia, selain mental tanding yang kurang dalam diri masing-masing pegulat.

"Seperti Ardiansyah sebenarnya pada menit terakhir ada kesempatan untuk menambah poin, tapi terlihat dia diam saja, ketika usai pertandingan saya tanya kenapa bisa main begitu, Ardiansyah menjawab tangannya mengalami kram, ini menandakan atlet dalam kondisi lelah," tegas Buyamin.

Begitu juga dengan Rudi Armanto yang tidak mengawali start pertandingan dengan bagus sehingga setelah dia bisa bermain lepas pada babak berikutnya namun sudah sulit untuk mengejar babak awal yang sudah lepas.

"Kalau Rudi Armanto sejak babak pertama bermain menyerang terus, saya yakin emas akan ditangan,ya mungkin mental tanding yang perlu diasah lagi sebelum pertandingan," tegas Buyamin.

Meski demikian, Buyamin masih bangga dengan pencapaian tim gulat Indonesia dengan empat emas, empat perak dan lima perunggu, yang telah memenuhi target PB PGSI.

Tapi dibalik prestasi tersebut, Buyamin juga salut dengan prestasi pegulat Kalimantan Timur sebagai penyumbang medali emas terbanyak di timnas gulat dengan tiga emas, tiga perak dan satu perunggu.

"Tujuh pegulat Kaltim yang masuk pelatnas semuanya mendapatkan medali, bagaimanapun juga saya sangat bangga sebagai warga Kalimantan Timur," tegas Buyamin. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011