Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Bank Danamon menyatakan belum tertarik berpartisipasi dalam pembiayaan industri pertambangan, khususnya batu bara karena perhitungan bisnis itu harus matang dan berjangka panjang.
"Kami masih mempelajari stabilitasnya," kata Kepala PT Bank Danamon Eka Dinata Wilayah Kalimantan di Balikpapan, Jum'at (9/11)
Menurut Eka, sektor pertambangan memerlukan perhitungan yang sangat matang dan jauh ke depan, sehingga untuk membiayai sektor itu juga perlu kehati-hatian.
Ia mencontohkan kehati-hatian itu dengan menyebut perhitungan pembelian alat berat dan pengadaan kapal untuk mendukung usaha pertambangan.
"Alat berat itu sekurangnya hingga tiga tahun ke depan dari saat diputuskan untuk beli sudah harus jelas hitung-hitungannya. Kalau kapal minimal lima tahun," ujar Eka.
Sementara itu karena sifat-sifatnya yang ekstraktif dan pasti merusak alam dengan berbagai tingkat kerusakan, industri pertambangan menghadapi tantangan dari banyak pihak.
Bank Danamon baru saja mengumumkan kinerjanya selama sembilan bulan atau dari 1 Januari hingga September 2018.
Semua usaha penyaluran kreditnya dinyatakan naik, mulai dari kredit untuk usaha kecil menengah, kredit kepemilikan rumah, dan kredit kendaraan bermotor.
Penyaluran kredit untuk usaha kecil menengah 11 persen lebih banyak dari tahun 2017 menjadi Rp30,5 triliun, kredit kepemilikan rumah lebih banyak 35 persen menjadi Rp7,3 triliun, dan pembiayaan pembelian kendaraan bermotor melalui anak usahanya Adira Finance mencapai Rp49,7 triliun, lebih banyak 12 persen daripada 2017.
Di sisi lain, dengan harga komoditas batubara yang kembali naik secara umum dibandingkan tahun lalu, perekonomian Kalimantan Timur kembali bergairah.
"Kalau di pinggir jalan sini, tandanya cukup dengan melihat trailer yang bawa alat berat," seloroh Budi, pemilik toko di km 5 Jalan Soekarno-Hatta.
Saat harga batu bara menguntungkan banyak, menjelang tengah malam hingga pukul dua dinihari banyak melintas trailer-trailer itu ke arah utara. Mereka membawa eksavator, buldozer, truk tambang, atau suku cadangnya.
Para pekerja tambang juga ramai berangkat atau pulang dari lokasi tambangnya.
Harga batu bara bulan November 2018 yang US$97,90 lebih mahal US$3,10 dolar AS per ton dibandingkan harga November 2017 yang US$94,8 dolar per ton.
Namun demikian, harga November ini harga terendah batubara dalam 3 bulan terakhir.
Harga Batu Bara Acuan (HBA) Agustus 2018 US$107,83 per ton yang diyakini sebagai puncak harga batu bara tahun ini.
Pada September harga turun menjadi US$104,83 per ton, dan US$100,89 per ton di bulan Oktober. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Kami masih mempelajari stabilitasnya," kata Kepala PT Bank Danamon Eka Dinata Wilayah Kalimantan di Balikpapan, Jum'at (9/11)
Menurut Eka, sektor pertambangan memerlukan perhitungan yang sangat matang dan jauh ke depan, sehingga untuk membiayai sektor itu juga perlu kehati-hatian.
Ia mencontohkan kehati-hatian itu dengan menyebut perhitungan pembelian alat berat dan pengadaan kapal untuk mendukung usaha pertambangan.
"Alat berat itu sekurangnya hingga tiga tahun ke depan dari saat diputuskan untuk beli sudah harus jelas hitung-hitungannya. Kalau kapal minimal lima tahun," ujar Eka.
Sementara itu karena sifat-sifatnya yang ekstraktif dan pasti merusak alam dengan berbagai tingkat kerusakan, industri pertambangan menghadapi tantangan dari banyak pihak.
Bank Danamon baru saja mengumumkan kinerjanya selama sembilan bulan atau dari 1 Januari hingga September 2018.
Semua usaha penyaluran kreditnya dinyatakan naik, mulai dari kredit untuk usaha kecil menengah, kredit kepemilikan rumah, dan kredit kendaraan bermotor.
Penyaluran kredit untuk usaha kecil menengah 11 persen lebih banyak dari tahun 2017 menjadi Rp30,5 triliun, kredit kepemilikan rumah lebih banyak 35 persen menjadi Rp7,3 triliun, dan pembiayaan pembelian kendaraan bermotor melalui anak usahanya Adira Finance mencapai Rp49,7 triliun, lebih banyak 12 persen daripada 2017.
Di sisi lain, dengan harga komoditas batubara yang kembali naik secara umum dibandingkan tahun lalu, perekonomian Kalimantan Timur kembali bergairah.
"Kalau di pinggir jalan sini, tandanya cukup dengan melihat trailer yang bawa alat berat," seloroh Budi, pemilik toko di km 5 Jalan Soekarno-Hatta.
Saat harga batu bara menguntungkan banyak, menjelang tengah malam hingga pukul dua dinihari banyak melintas trailer-trailer itu ke arah utara. Mereka membawa eksavator, buldozer, truk tambang, atau suku cadangnya.
Para pekerja tambang juga ramai berangkat atau pulang dari lokasi tambangnya.
Harga batu bara bulan November 2018 yang US$97,90 lebih mahal US$3,10 dolar AS per ton dibandingkan harga November 2017 yang US$94,8 dolar per ton.
Namun demikian, harga November ini harga terendah batubara dalam 3 bulan terakhir.
Harga Batu Bara Acuan (HBA) Agustus 2018 US$107,83 per ton yang diyakini sebagai puncak harga batu bara tahun ini.
Pada September harga turun menjadi US$104,83 per ton, dan US$100,89 per ton di bulan Oktober. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018