Samarinda (Antaranews Kaltim) -  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan II-2018 berdasarkan harga berlaku, senilai Rp156,59 triliun dengan andil terbesar dari pertambangan dan penggalian mencapai 45,26 persen atau Rp70,87 triliun.

"Andil kedua terbesar adalah dari lapangan industri pengolahan dengan angka 18,33 persen atau senilai Rp28,7 triliun," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Atqo Mardiyanto di Samarinda, Selasa.

Meski andil pertambangan dan penggalian paling tinggi, namun perkembangannya mengalami kontraksi sehingga ekonomi Kaltim tumbuh melambat, maka ke depan disarankan Kaltim bukan hanya mengandalkan sektor pertambangan, namun juga serius memajukan sektor lain.

Berada di posisi ketiga penyumbang PDRB Kaltim adalah dari lapangan usaha sektor konstruksi yang tercatat sebesar 8,77 persen, atau senilai Rp13,73 triliun.

Sedangkan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang merupakan sektor paling banyak menyerap tenaga kerja, hanya mampu menyumbang PDRB di peringkat keempat dengan andil 8,08 persen atau Rp12,65 triliun. 

Ia menuturkan bahwa struktur PDRB Provinsi Kaltim menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2018 tidak menunjukkan perubahan yang berarti, karena masih relatif sama dengan struktur pada triwulan-triwulan sebelumnya.

Pada triwulan II-2018, katanya, masih didominasi lima lapangan usaha utama, yaitu pertambangan dan penggalian, usaha industri pengolahan, konstruksi, pertanian, kehutanan, dan perikanan, kemudian lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan peranan 5,68 persen.

Jika diamati sumber pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan II-2018 secara y-on-y, katanya, maka sumber pertumbuhan tertinggi pada triwulan ini berasal dari lapangan usaha konstruksi yang memiliki andil sebesar 0,68 persen.

Kemudian diikuti lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda Motor dengan andil sebesar 0,52 persen, usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki andil sebesar 0,41 persen.

Berikutnya adalah lapangan usaha industri pengolahan dengan andil 0,32 persen, usaha transportasi dan pergudangan dengan andil 0,28 persen, lapangan usaha jasa pendidikan dengan andil 0,13 persen.  Disusul lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum dengan andil 0,10 persen, usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan andil0,09 persen, dan lapangan usaha lainnya sebesar 0,30 persen.

"Lapangan usaha pertambangan dan penggalian menjadi satu-satunya usaha yang memberi andil negatif pada triwulan II-2018 terhadap pertumbuhan perekonomian Kaltim, yakni minus 0,99 persen sehingga memperlambat kecepatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara y-on-y," ucap Atqo.(*)


 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018