Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Laporan bulanan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Balikpapan, Kalimantan Timur, pada awal pekan ini mencatat kenaikan harga bawang merah menjadi penyumbang tertinggi inflasi di Kota Minyak.

"Komoditas bawang merah menyumbang 0,09 persen inflasi dari kelompok volatile foods," kata Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Tommy Andryas, dihubungi di Balikpapan, Sabtu.

Pada bulan April, Kota Balikpapan tercatat mengalami inflasi sebesar 0,30 persen, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,27 persen.

Menurut data Badan Pusat Statistik, kenaikan inflasi juga disebabkan harga bahan bangunan yang sedang naik di Kota Balikpapan.

Harga bahan bakar minyak nonsubsidi juga andil mendorong kenaikan 0,03 persen dan secara keseluruhan kelompok "administered price" atau barang yang harganya ditentukan pemerintah memberi andil 0,04 persen terhadap inflasi.

Andryas juga menjelaskan bahwa menjelang datangnya bulan Ramadhan, Bank Indonesia melaksanakan beberapa program pengendalian inflasi.

"Untuk Balikpapan, terutama kami jaga kelancaran distribusi dan akses pasar, serta ketersediaan pasokan," jelas Andryas.

Bank Indonesia juga menyebutkan beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan andil inflasi pada beberapa bulan mendatang, salah satunya cuaca buruk yang mendorong kenaikan harga beberapa komoditas bahan makanan.

Menurut ia, kelancaran distribusi untuk Balikpapan yang masih tergantung pasokan dari berbagai daerah terutama Pulau Jawa dan Sulawesi dengan menggunakan transportasi laut memang sering jadi momok.

Cuaca buruk di Selat Makassar atau di Laut Jawa kerap menghambat kapal pengangkut sembilan bahan pokok terlambat datang dan membuat harga di pasar-pasar Kota Balikpapan bergejolak. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018