Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (Cak Imim) menerima mandat sebagai calon wakil presiden 2019-2024 dari para kiai dan ulama Kalimantan Timur saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Izzah di Kota Balikpapan, Selasa.

"Kalau para alim ulama, kiai-kiai dan santri di Indonesia menghendaki, sebagai kader Nahdlatul Ulama (NU) saya akan perjuangkan dengan sungguh-sungguh aspirasi umat," kata Cak Imin.

Di Pesantren Al Izzah, sekitar 300-an kiai, ulama dan santri dari berbagai daerah di Kaltim memberikan mandat kepada mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu untuk memperjuangkan aspirasi umat Islam Indonesia dengan meraih kepemimpinan nasional.

Habib Yahya al Muhdor menyampaikan secara langsung mandat tersebut disaksikan puluhan ulama yang hadir di pesantren yang terletak di lembah Sungai Wain itu.

Mandat itu juga menugaskan Cak Imin agar mendorong penyatuan umat Islam Indonesia dalam satu visi menghadapi tantangan ekonomi dan politik.

Selanjutnya, menurut Cak Imin, dirinya maju sebagai cawapres bukan lantaran ambisi atau mengejar jabatan, melainkan untuk menjalankan amanah dari para ulama, kiai, dan juga para santri.

"Sebelumnya saya juga menerima mandat dari ulama dan Tuan Guru se-Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banyuwangi," tambahnya.

Ia menambahkan bahwa suara para ulama ini merupakan salah satu sinyal bahwa Indonesia memerlukan perubahan.

"Orang NU kalau punya mau, kalau punya keluhan, biasanya susah ngomong karena terlalu tawaddu, terlalu sopan, terlalu ikhlas sehingga berpuluh-puluh tahun ya menunggu saja, berharap saja. Ini yang saya sebut sebagai silent hope atau harapan yang tidak terkatakan," kata Cak Imin dalam orasinya di Pesantren Al Izzah.

Dalam orasinya itu juga, Cak Imin menyampaikan bahwa umat Islam Indonesia ditunggu kiprahnya di dunia.

Menurut ia, ke depan dunia akan dilanda tiga krisis, yakni krisis energi, krisis air dan krisis kemanusiaan.

"Sebagai kelompok mayoritas, umat Islam Indonesia-lah yang akan memikul beban terdepan krisis ini. Pada saat yang sama, karena populasi Islam yang padat dan sangat spiritual, Islam Indonesia pun ditunggu kiprahnya di dunia internasional. Tinggal kita mau ambil peran itu atau tidak," lanjut Cak Imin.

"Karena berpuluh tahun para santri sering silent (diam), hanya fokus dengan aktivitas spiritualnya, maka kita kerap diremehkan. Saat saya menyatakan siap jadi wakil presiden, suara yang menghina merebak, tapi saya tidak pernah membalas celaan. Dan kader PKB juga tidak boleh balas menghina, balas menyerang. Biar Tuhan saja yang balas. Kita fokus sosialisasikan visi dan ide-ide kita," ungkap Cak Imin dengan panjang lebar.

Selain Habib Yahya al Muhdhor, hadir juga KH Muslich Umar, KH Muhammad Razid (Ketua Pengurus Wilayah NU Kaltim), dan KH Muhammad Mukhlasin. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018