Samarinda (Antaranews Kaltim) - Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim terus berusaha meningkatkan mutu panen karet agar harga jualnya lebih tinggi, karena selama ini produk karet mentah kualitasnya masih rendah sehingga perlu ditingkatkan menjadi bokar (bahan olah karet).

"Komoditas karet memiliki potensi dikembangkan lebih luas, selain kelapa sawit dan lada malonan I yang juga menjadi komoditas unggulan Kaltim, makanya karet juga menjadi perhatian kami untuk meningkatkan kualitasnya," ujar Kepala Disbun Kaltim Ujang Racmad di Samarinda, Kamis.

Ia menyatakan bahwa perkebunan karet tersebar hampir di seluruh kabupaten di Kaltim, terutama di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, namun harga jual hasil panen yang rendah hingga saat ini masih dikeluhkan petani sehingga perlu upaya meningkatkan kualitasnya.

Didampingi Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Yus Alwi Rahman, Ujang melanjutkan bahwa rendahnya harga jual karet dikarenakan sebagian besar dari hasil karet, khususnya dari perkebunan rakyat masih dalam bentuk lumb (karet mentah).

Selain itu, produktivitas dan mutu lateks yang dihasilkan masih rendah sehingga perlu adanya penanganan untuk mengatasi permasalahan ini, di antaranya petani dilatih menghasilkan bokar yang bersih dan bermutu agar dapat meningkatkan harga jual dan menjadikan petani karet sejahtera.

Ia mengaku telah beberapa kali melakukan pelatihan untuk petani terkait pengolahan produk perkebunan, termasuk baru-baru ini pelatihan yang digelar di Kabupaten Kutai Barat, salah satu kabupaten yang menjadi sentra perkebunan karet di Kaltim.

Pelatihan tersebut salah satu fokus materinya adalah membuat bokar. Bokar adalah lateks atau gumpalan yang dihasilkan pekebun yang diolah lebih lanjut secara sederhana, sehingga menjadi bentuk lain yang bersifat lebih tahan lama disimpan dan tidak tercampur dengan benda-benda asing.

Ia berharap melalui pelatihan ini, selanjutnya petani mampu meningkatkan kualitas bokar bersih yang memenuhi baku mutu sesuai dengan standard yang berpedoman pada SNI 06-2047 (standard bahan olah karet), sehinga nilai tambah yang diperoleh turut meningkat pendapatan dan mampu membuat keluarga petani makmur.

"Dalam pelatihan tersebut peserta juga diperkenalkan produk baru berupa alat penggumpal getah karet, SPECTA, yang mempunyai keunggulan sehingga direkomendasikan untuk pekebun, karena alat ini di antaranya mampu meningkatkan mutu bokar, menambah bobot karet, tidak berbau menyengat, harga jual lebih tinggi, dan ramah lingkungan," ucapnya. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018