Samarinda (Antaranews Kaltim) -  Pemerhati sungai yang tergabung dalam komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda, Kalimantan Timur, ingin mewujudkan hutan lindung di kanan kiri sungai (riparian) karena fungsinya sangat luas.

"Hingga kini kami terus bergerak menanam pohon khas di riparian Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda semampunya, karena kami ingin 10-20 tahun ke depan, Samarinda memiliki hutan lindung di sepanjang DAS SKM," kata Ketua GMSS-SKM Misman di Samarinda, Selasa.

Berbagai jenis pohon yang telah, sedang, dan akan ditanam di riparian SKM diutamakan pohon khas sungai seperti pohon kademba, bungur, putat, rambai padi, rengas, bamban, dan pohon lokal lainnya.

Ia menuturkan bahwa manfaat riparian sangat luas, di antaranya sebagai peneduh sehingga suasananya sejuk. Kesejukan ini tentu dapat menarik banyak orang untuk berkunjung sehingga hal ini bisa dikembangkan menjadi objek wisata yang tentunya juga bisa menambah penghasilan asli daerah (PAD).

Manfaat lainnya adalah lanjut Misman, keberadaan pohon dan tanaman di riparian mampu menahan erosi, menyerap polutan, dan menjadi tempat berkembang biaknya ekosistem sungai sehingga kondisi ini juga menguntungkan masyarakat setempat karena banyak ikan yang hidup di kawasan itu.

Manfaat lain yang jauh lebih penting adalah dalam jangka panjang mampu mengembalikan hewan khas yang pernah hidup di kawasan itu seperti monyet, bekantan, aneka burung karena berbagai jenis makanan hewan telah tersedia dan pohon yang ditanam.

Untuk mewujudkan hal itu, lanjutnya, pola yang dilakukan tidak perlu muluk, namun hanya perlu dilakukan secara sederhana seperti menanam pohon hanya satu sehari secara konsisten atau terus menerus setiap hari.

Apabila seseorang sudah menanam pohon walau hanya satu bibit, lanjutnya, maka orang tersebut harus bertanggungjawab menjaganya sampai tumbuh besar, sehingga konsistensi ini akan mampu mewujudkan cita-cita adanya hutan lindung di ruang sungai.

"Kami tidak harus menggelar seremonial untuk menanam pohon karena setelah seremonial biasanya terlupakan apa yang kami lakukan, namun yang terpenting adalah konsistensi dalam mewujudkan sebuah angan, karena dengan konsistensi saya yakin semustahil apapun kata orang, keyakinan kita pasti terwujud walau perlu waktu bertahun-tahun," ucap Misman. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018