Penajam (ANTARA Kaltim) -  Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, membantah tudingan bahwa pembangunan Bendungan Lawe-Lawe menjadi penyebab terjadinya banjir besar yang melanda tiga RT di wilayah Kelurahan Lawe-Lawe.

"Bendungan Lawe-Lawe masih dalam pengerjaan, jadi bukan pembangunan bendungan itu penyebab banjir," kata Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kabupaten Penajam Paser Utara Supardi, ketika ditemui di Penajam, Senin.

Ia menegaskan bahwa Sungai Lawe-Lawe masih berfungsi secara alami karena bendungan belum digunakan.

Penjelasan Supardi untuk menepis dugaan dari sebagian masyarakat yang menyebutkan tanggul Bendungan Lawe-Lawe menjadi pemicu Sungai Lawe-Lawe meluap turun ke permukiman warga.

Supardi menyatakan, keberadaan Bendungan Lawe-Lawe sebagai persediaan air baku Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara tidak akan berpengaruh terhadap aliran Sungai Lawe-Lawe.

"Setelah Bendungan Lawe-Lawe itu rampung dan difungsikan, nantinya juga tidak akan mengganggu aliran Sungai Lawe-Lawe," jelasnya.

Warga Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam, sebelumnya menduga pembangunan Bendungan Lawe-Lawe yang tidak kunjung rampung menjadi penyebab banjir besar yang terjadi di wilayah mereka.

Dari pantuan di lapangan, Bendungan Lawe-Lawe masih dalam tahap pembangunan dan belum memiliki pengatur debit (volume) air, sehingga air di penampungan langsung mengalir ke sungai, membuat Sungai Lawe-Lawe tidak dapat menampung air hingga kemudian meluap turun ke permukiman.

Puluhan rumah warga di wilayah RT 1, 4 dan 5 Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam, pada Kamis (12/10) terendam air hingga setinggi 1,5 meter.

Warga pun meminta Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara memperhatikan hal itu dan segera menyelesaikan permasalahan banjir, mengingat tanggul Sungai Lawe-Lawe tidak mampu menahan luapan air. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017