Samarinda (ANTARA Kaltim) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menargetkan dalam empat tahun mendatang atau pada 2021 seluruh wilayah hingga pelosok desa di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara bisa mendapatkan pelayanan listrik.

"Bagi desa-desa yang hingga kini belum terlayani pasokan listrik, kami terus berusaha menambah pelayanan secara berjenjang tiap tahun, sehingga pada 2021 tiap kawasan hingga desa-desa di pelosok Kaltim dan Kaltara akan mendapat pelayanan listrik 100 persen," kata Manajer Bidang Perencanaan PLN Wilayah Kaltimra Agung S di Samarinda, Rabu.

Saat ini, lanjutnya, ada sekitar 40 persen desa di Kaltara yang belum teraliri listrik, kemudian sekitar 36 persen desa lainnya di Kaltim juga bernasib serupa.

Desa-desa itu terutama berada di kawasan perbatasan dan daerah terpencil, sehingga secara perlahan mulai 2017 hingga 2021, semua desa tersebut akan mendapat aliran listrik.

Agung menjelaskan, kondisi elektrifikasi saat ini, antara lain di Kota Samarinda, Balikpapan, dan Kota Tarakan sudah 100 persen mendapat pelayanan listrik, kemudian Kabupaten Nunukan baru terlayani 58,13 persen.

Ia juga mengatakan bahwa sejak Januari hingga Agustus 2017, jumlah pelanggan PLN mengalami penambahan sekitar 48.000 sambungan baru, sehingga secara hitungan matematika seharusnya tingkat konsumsi juga meningkat, namun yang terjadi justru sebaliknya.

"Berdasarkan perhitungan kami, tingkat konsumsi listrik hingga Agustus 2017 mengalami penurunan sampai 1,66 persen, padahal jumlah pelanggannya meningkat dan kondisi ekonomi di Kaltimra juga meningkat," ujarnya.

Ia memperkirakan menurunnya tingkat konsumsi listrik tersebut karena dua hal, yakni pertama adalah pelanggan mengirit penggunaan dengan memanfaatkan listrik seperlunya, dan alasan kedua adalah banyak yang beralih ke barang-barang elektrik yang lebih hemat listrik.

Misalnya, kata dia, penggunaan lampu LED yang cukup hemat karena hanya dengan 2,5 watt sudah bisa menghasilkan cahaya 115 lumen, sehingga banyak yang beralih ke lampu LED 3 watt, 5 watt, dan 7 watt untuk menerangi ruang yang cukup luas.

"Bisa juga warga beralih ke televisi LED yang hemat listrik, kemudian kulkas, AC, dan barang-barang elektronik lain yang hemat, sehingga tingkat konsumsi listriknya menjadi menurun," ucap Agung. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017