Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 54 kasus kebakaran terjadi Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, selama Januari-September 2017, dengan 22 kasus di antaranya melanda lingkungan permukiman padat penduduk di barat Balikpapan.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan Ambo Dai di Balikpapan, Selasa, menyebutkan, kawasan rawan kebakaran tersebut terutama adalah Kelurahan Baru Tengah di Kecamatan Balikpapan Barat dan sebagian wilayah Balikpapan Utara.

"Di Kelurahan Baru Tengah itu sangat rawan musibah kebakaran sebab perumahan penduduk dibangun dari kayu. Lalu lokasi itu di pesisir yang banyak berangin sehingga bila terjadi kebakaran, api cepat membesar dan susah diatasi," terang Ambo Dai.

Kebakaran yang terjadi pada pekan lalu di Kampung Atas Air masih merupakan bagian dari Kecamatan Balikpapan Barat, yaitu di Kelurahan Baru Ilir. Sebagian rumah-rumah di Kampung Atas Air dibangun dari kayu dan menghadap langsung ke laut.

Ambo Dai juga mengungkapkan penyebab kebakaran salah satunya adalah penggunaan peralatan elektronik yang melebihi ketentuan, seperti pemakaian steker yang bertumpuk-tumpuk. Kualitas instalasi listrik di rumah yang juga tidak sesuai standar keselamatan, antara lain sebab dipasang oleh teknisi yang tidak memiliki kualifikasi.

"Kebakaran juga kerap terjadi sebab kesalahan orang atau human error. Ibu-ibu kalau masak jangan ditinggal," ujar Ambo Dai mengingatkan.

Jangan sampai, ujarnya, hanya karena keasyikan nonton sinetron atau berbincang dengan tetangga, tidak hanya ikan goreng yang hangus, tapi sampai ke rumahnya sekalian hangus.

Ambo Dai juga mengingatkan warga tetap waspada meski Balikpapan tengah mengalami anomali cuaca. Saat ini di Balikpapan hujan dengan berbagai intensitas masih terjadi setiap hari, padahal bulan Juni hingga Agustus biasanya bulan kering dan kemarau.

"Kebakaran kerap terjadi karena kelalaian. Jadi jangan sampai lengah," tegas Ambo Dai. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017