Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Perkebunan Kalimantan Timur terus mendorong pihak terkait memanfaatkan limbah cair (pome) dari industri pengolahan kelapa sawit untuk energi listrik terbarukan sehingga masyarakat desa dapat merasakan listrik 24 jam.

"Kami ingin masyarakat desa di seluruh Kaltim dapat menikmati pelayanan dasar berupa listrik, dengan memanfaatkan limbah cair sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg), tentu bisa menjadi solusi," ujar Kabid Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Kaltim Henny Herdianto di Samarinda, Rabu.

Bahkan, dalam Forum Group Discussion (FGD) Percepatan Pemanfaatan Limbah Cair untuk Energi Terbarukan yang digelar di kantornya bersama pihak terkait, baru-baru ini, ia mengungkapkan pemanfaatan pome untuk PLTBg tersebut agar menjadi perhatian utama untuk diwujudkan.

Hal ini juga sekaligus untuk menyukseskan program pemerintah berkaitan pemenuhan elektrifikasi listrik desa, sehingga keberdaan listrik di desa yang masih minim hanya beberapa jam, bahkan ada yang tidak mendapat pelayanan listrik, agar ke depan bisa mendapat listrik semua.

Disbun Kaltim, lanjutnya, terus mendukung pabrik kelapa sawit untuk memanfaatkan limbah cair yang selama ini konotasinya dapat merusak lingkungan, sehingga jika dimanfaatkan sebagai bahan baku PLTBg, tentu manfaatnya akan luar biasa bagi pembangunan, terutama untuk kawasan perdesaan.

Di antara dukungan pihaknya saat ini adalah sebagai langkah awal, maka mengumpulkan perusahaan pabrik kelapa sawit untuk berdiskusi, kemudian membangun komitmen pelaku usaha perkebunan dengan Disbun Kaltim maupun Disbun kabupaten/kota untuk mewujudkannya.

Apabila 12 perusahaan pabrik kelapa sawit dapat merealisasikan PLTBg, paling tidak akan dapat menghasilkan energi listrik sebanyak 38,3 megawatt sehingga bisa dipastikan tidak ada lagi desa yang kekurangan energi listrik.

"Jika saat ini pemenuhan kistrik di desa masih 6 jam per hari dengan menggunakan diesel desa, kemudian 12 jam jika ditambah dari PLN, maka dengan pemanfaatan pome tentu diharapkan bisa terlayani listri selama 24 jam," ucapnya.

Ia melanjutkan, pengembangan pome masih sangat memungkinkan karena ketersediaan bahan baku terjamin dari 72 perusahaan kelapa sawit yang tersebar di Kaltim, apalagi pasar sebagai pengguna listrik dijamin ada karena banyak desa yang masih perlu listrik, sehingga investasi di bidang ini dipastikan tidak sia-sia.

"Melalui PLTBg diharapkan dapat mendorong upaya percepatan pemanfaatan pome untuk energi terbarukan sesuai program pemenuhan energi nabati sebesar 30 persen, khususnya dari sektor perkebunan kelapa sawit," tutur Henny. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017