Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Latihan Operasi Kesiapsiagaan bersandi "Jala Gebah" yang dilaksanakan Komando Armada RI Kawasan Timur bersama unsur-unsur keamanan lain di Balikpapan, Kalimantan Timur, berlangsung sukses.

"Kami bersyukur cuaca cerah sehingga skenario latihan dapat berlangsung lancar sesuai rencana," kata Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan Operasi Kesiapsiagaan Koarmatim Letnan Kolonel Laut (P) Slamet Hariono di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Jumat.

Dalam latihan itu, diskenariokan grup teroris yang membajak kapal MT Sangatta dan mengancam akan menabrakkan kapal ke kilang minyak Balikpapan berhasil ditumpas dalam waktu kurang dari dua jam.

Berperan sebagai kapal MT Sangatta adalah KRI Teluk Banten, kapal jenis "landing ship tank" atau kapal pendarat amfibi milik TNI-AL.

Dalam adegan awal operasi, sementara kapal patroli keamanan laut dari Pangkalan TNI AL Balikpapan berputar-putar di depan MT Sangatta, satu regu prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) menyusup naik ke kapal dari dek belakang.

Satu per satu teroris dilumpuhkan dengan senyap. Baru ketika mencapai dek atas dan anjungan terjadi baku tembak sengit.

Oleh karena jumlah teroris yang lebih banyak, satu regu Kopaska lain segera dikirim membantu. Kali ini langsung lewat udara melalui helikopter, di mana lima prajurit pasukan elit TNI AL itu turun dari helikopter dengan meluncur cepat lewat tali.

Akhirnya kecepatan dan kesigapan Kopaska bukan tandingan teroris. Empat teroris terbunuh dan sisanya menyerah. Seorang yang menyerah dan diindikasikan sebagai pemimpin teroris langsung dijemput helikopter untuk segera dinterogasi.

"Latihan kami gelar di Balikpapan sebab di sini lokasinya sangat strategis. Di sini juga banyak objek vital nasional," kata Dansatgas Letkol Slamet Hariono.

Sebelumnya, LOK Koarmatim Tahun Anggaran 2017 ini diawali dengan "tactical floor game" untuk mengatur strategi kontra terorisme ketika mendapatkan laporan pembajakan kapal.

Latihan itu berlangsung di Gedung Pati Unus di Pangkalan TNI AL di Balikpapan dan melibatkan semua unsur yang juga terlibat pada latihan.

Letkol Slamet Hariono menambahkan, latihan ini adalah perwujudan tugas-tugas alat pertahanan negara seperti yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

Tahapan latihan ini juga mengikutkan detasemen antiteror polisi, yaitu Densus 88 Polda Kaltim mulai dari rencana aksi, taklimat, hingga teknik dan mekanisme mengatasi radikalisme dan terorisme, serta demonstrasi di laut.

Densus 88 berperan saat para teroris dibawa ke darat dan dikirim ke tahanan polisi. Mereka mengawal dengan kendaraan taktis barakuda.

"Latihan ini untuk menguji kesiapan dan kesiagaan seluruh komponen, mulai dari mendeteksi ancaman hingga melumpuhkannya hingga menjadi tidak lagi berbahaya," tegas Letkol Slamet.

Di sisi lain, Letkol Slamet Hariono yang juga Komandan Satuan Kapal Patroli Koarmatim menegaskan bahwa kondisi perairan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara aman.

Perairan kedua provinsi berupa Selat Makassar dan Laut Sulawesi adalah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 2.

"Hanya saja, walaupun gangguan perompakan banyak terjadi di perairan Filipina dan Malaysia, yang menjadi korban atau sandera sebagian adalah rakyat kita, di mana mereka bekerja sebagai anak buah kapal atau pemilik kapal," jelas Slamet.

Kasus serupa terjadi tahun lalu, ketika kapal tunda penarik tongkang batu bara asal Samarinda dibajak gerombolan bersenjata di perairan Filipina.

Sebagian awak kapal diculik dan ditawan pembajak serta dibawa ke Filipina, dan lainnya dibebaskan membawa kapal pulang ke Indonesia. Sebab itulah, latihan berfokus kepada penyelamatan sandera dan melumpuhkan pembajak. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017