Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 45 Kampung Keluarga Berencana sudah terbentuk di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga pihak terkait mengaku optimistis dapat merealisasikan berdirinya Kampung KB pada semua kecamatan di provinsi ini sepanjang tahun 2017.

"Di Provinsi Kaltim terdapat 109 kecamatan. Nah, dengan telah terbentuknya 45 Kampung KB berarti sudah terdapat sekitar 40 persen," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kaltim Eli Kusnaeli di Samarinda, Kamis.

Sedangkan untuk mencukupi kekurangannya menjadi 100 persen sehingga semua kecamatan yang totalnya ada 109 yang tersebar di 10 kabupaten/kota, ia meyakini hingga akhir tahun ini semuanya bisa dibentuk Kampung KB.

Keyakinannya itu didasari atas pendataan dan koordinasi yang telah dilakukan je daerah-daerah selama ini, ditambah dengan hasil pemetaan yang dilakukan sehingga telah teridentifikasi desa atau kelurahan di mana saja dalam tiap kecamatan yang berpotensi maupun yang siap dibentuk Kampung KB.

Sasaran utama pembentukan Kampung KB di masing-masing kecamatan adalah di kawasan legok, yakni kawasan atau desa yang jumlah pasangan usia subur tinggi namun kepesertaan KB rendah, kemudian di kawasan itu masih banyak penduduk prasejahtera, infrastrukturnya minim, dan akses warga menuju kawasan lain sulit.

Kawasan legok seperti itu merupakan sasaran utama pembentukan Kampung KB. Namun jika di kawasan tersebut tidak bisa dibentuk Kampung KB karena berbagai sebab baik karena masyarakatnya yang tidak siap maupun karena sebab lain, maka di desa/kelurahan yang terdekat menjadi sasaran alternatif dalam pembentukannya.

Menurut Eli, Kampung KB merupakan miniatur dari program besar dalam upaya BKKBN menciptakan ketahanan keluarga sekaligus membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera, karena di dalamnya banyak terdapat kegiatan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pemberdayaan masyarakat.

Hal itu sekaligus mengasah kreativitas demi meningkatkan pendapatan keluarga.

Kampung KB sekedar nama sebagai teknik mewujudkan sebuah cita-cita keberhasilan program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB). Kampung KB juga hanya sebagai pembungkus karena di dalamnya tidak hanya bicara soal kesehatan reproduksi maupun alat kontrasepsi, namun banyak hal yang dikembangkan melalui program ini.

"Kampung KB bukan hanya `dibidani` oleh BKKBN, tapi melibatkan hampir semua lintas sektor pemerintahan, perusahaan, bahkan terkoneksi dengan organisasi keagamaan dan organisasi kemasyarakatan sehingga dalam proses pelibatan plus pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan banyak pihak sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing," kata Eli. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017