Penajam (ANTARA Kaltim) - Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Yusran Aspar menginginkan jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan dari titik Nipah-Nipah, Penajam Paser Utara, menuju Melawai, Kota Balikpapan, bisa segera dibangun.

"Saya ingin percepatan pembangunan jembatan penghubung Penajam-Balikpapan pada tahun ini," kata Yusran Aspar ketika ditemui di Penajam, Rabu.

Ia berharap pemancangan tiang perdana jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan tersebut dapat dilakukan pada 2017.

Yusran Aspar juga berharap proses pembangunan jembatan tol Penajam-Balikpapan untuk bisa dipercepat, karena menyangkut elektabilitas dirinya terhadap kepercayaan masyarakat, karena berencana ikut bertarung pada Pilkada Kaltim 2018.

Terkait pembiayaan pembangunan jembatan tol penghubung tersebut, menurut Yusran Aspar, tidak ada masalah, karena jika keuangan daerah tidak mencukupi bisa menggandeng investor dari luar daerah untuk bekerja sama.

Pembangunan jembatan tol penghubung Penajam Paser Utara dengan Kota Balikpapan tersebut menguntungkan masyarakat banyak.

"Jembatan tol penghubung itu akan mempermudah akses penyeberangan, serta meningkatkan pembangunan di masing-masing daerah," ujarnya.

Sampai saat ini perencanaan teknis dan kajian analisa mengenai dampak lingkungan dari proyek pembangunan jembatan tol tersebut sudah rampung.

"Amdal dan administrasi dilakukan bersamaan penyusunan DED (detail engineering design) telah selesai awal Juni 2017," jelas Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara Nicko Herlambang.

"Tinggal satu dokumen yang perlu dipenuhi, yakni izin pemanfaatan ruang dari Gubernur Kalimantan Timur," tambahnya.

Jika izin pemanfataan ruang tersebut terpenuhi, maka PT Waskita Karya akan segera mengajukan pembangunan jembatan sepanjang 6,1 kilometer dengan lebar 33 meter itu ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk dianalisis sebelum melakukan lelang.

"Setelah dokumen itu rampung dan diserahkan ke BPJT, lelang pembangunan jembatan penghubung Penajam-Balikpapan dengan estimasi biaya mencapai Rp5,6 triliun bisa dilakukan dua bulan setelahnya," tambah Nicko Herlambang. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017