Samarinda  (ANTARA Kaltim)- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur mengajak perusahaan setempat mendukung pengembangan peternakan dalam upaya mencapai pemenuhan kebutuhan daging sekaligus mewujudkan swasembada daging.

"Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak telah menetapkan pencapaian populasi ternak dua juta sapi dalam upaya pemenuhan kebutuhan daging sekaligus mewujudkan swasembada daging. Tentu, program tersebut memerlukan dukungan semua pihak terutama pihak swasta atau perusahaan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Senin.

Ia menyatakan Provinsi Kaltim memiliki luaskawasan yang sangat potensial untuk pengembangan peternakan sapi melalui program integrasi.

Salah satunya lanjut ia, pengembangan peternakan sapi di lahan perkebunan kelapa sawit, berupa integrasi sapi sawit.

Selain itu tambah Dadang Sudarya, integrasi sapi di lahan bekas pertambangan batu bara yang beberapa tahun ini terus dikembangkan dengan dukungan dan komitmen pihak perusahaan tambang batu bara khususnya, lahan bekas tambang batu bara yang sudah masuk dalam program reklamasi atau pasca tambang yang sudah tidak aktif.

"Misalnya, kawasan bekas tambang batu bara PT Multi Harapan Utama (MHU) yang meliputi beberapa desa seperti Desa Jonggon Jaya dan Desa Margahayu. Kegiatan ternak dalam wilayah desa itu terdapat enam kelompok tani ternak yang telah memelihara dan mengembangkan ternak sapi mencapai 1.800 ekor," terangnya.

"Selain lahan-lahan yang potensial pasca tambang, juga terdapat embung atau lubang galian tambang yang airnya bisa dimanfaatkan untuk ternak selain pertanian," terang Dadang Sudarya.

Gubernur Kaltim Awang Faroek kata ia, menginginkan agar setiap perusahaan mendukung pengembangan ternak melalui dana CSR maupun lahan perusahaan.

Sebelumnya, Top Mining Manager Pasca Tambang PT MHU Salim Basir menyebutkan, pihaknya menyiapkan 2.000 hektare untuk mendukung pengembangan ternak sapi pola penggembalaan.

"Selain itu, lubang galian pascatambang kami ada sekitar 56 lubang yang harus ditutup hingga akhir 2017. Namun, guna mendukung kegiatan pertanian juga peternakan masyarakat maka akan disisakan sekitar 20 lubang sebagai embung desa," kata Salim Basir. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017