Samarinda (ANTARA Kaltim) - Cita-cita Kartini yang dituangkan dalam buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" sesungguhnya memiliki makna luas, diantaranya perempuan harus aktif, kreatif, dan produktif di tiap sudut kehidupan, tanpa melupakan kodrat dan jati dirinya, kata dr Sy Raehana Mardiah Alaydrus.

"Meski saya disibukkan dengan pekerjaan di Puskesmas, kemudian sore hingga malam buka praktik, tapi saya tetap tidak melupakan jati diri dan kodrat sebagai perempuan. Saya tetap mengurus keluarga. Saya yakin, energik dan tidak melupakan jati diri inilah yang dicita-citakan ibu kita Kartini," ujarnya di Samarinda, Jumat.

Raehana Alaydrus merupakan dokter di Puskesmas Juanda Samarinda, Kalimantan Timur. Dokter sekaligus ibu muda cantik ini lahir di Samarinda 32 tahun silam, tepatnya pada 11 Juni 1985.

Dokter Nana, sapaan akrabnya, lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda, pertengahan 2011. Setelah lulus, ia langsung kerja `part time` di sejumlah rumah sakit swasta.

Selanjutnya, mulai kerja di pemerintahan sebagai tenaga honorer pada 2012 di Puskesmas Lempake. Kemudian tahun 2014 diterima sebagai PNS di Puskesmas Juanda, Pemkot Samarinda dan mengabdi di Puskesmas tersebut hingga kini.

Ditanya tentang apa yang harus dilakukan semua "Kartini" di era global ini, ia berharap semua "Kartini" menuntut ilmu setinggi mungkin. Jika terbentur biaya pendidikan formal, maka harus intensif di jalur pendidikan nonformal seperti kursus keterampilan agar memiliki kompetensi sebagai bekal menghadapi kehidupan.

"Perempuan jangan selalu bergantung kepada suami, kalau sewaktu-waktu suami sakit, di-PHK, atau kena musibah lainnya, maka istri bisa membantu menopang perekonomian keluarga karena memiliki keterampilan, seperti jual aneka makanan, menjahit, atau keterampilan apapun yang penting dapat membantu ekonomi keluarga," ucapnya.

Ia ingin semua perempuan terus berkarya dan produktif di bidang kompetensi masing-masing. Berkarya tidak harus bekerja di kantor atau perusahaan, namun menciptakan lapangan kerja sendiri juga mulia, seperti `bisnis online`, membuat aneka cenderamata, makanan olahan yang bisa dijual dan kreativitas lainnya.

Apalagi jika melalui kreativitasnya itu sanggup mengajak orang lain untuk bekerja, tentu ini perbuatan mulia karena perempuan mampu menciptakan lapangan kerja bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang lain sehingga hal ini sangat bermanfaat bagi lingkungannya.

Apabila ada ibu rumah tangga yang tidak memiliki keterampilan apapun dan tidak bekerja karena alasan tertentu, maka minimal yang harus dilakukan adalah memberikan ASI eksklusif bagi bayinya, tanpa tambahan susu apapun selama enam bulan pertama.

Hal ini harus dilakukan untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa agar memiliki masa depan yang lebih baik, karena dengan ASI eksklusif mampu meningkatkan kecerdasan dan daya tahan tubuh sehingga dapat produktif dalam menjalani kehidupan mulai usia dini hingga dewasa.

"Saya, walaupun sibuk bekerja, tetap memberikan ASI eksklusif dengan memompa ASI di enam bulan pertama, selanjutnya ASI tetap saya teruskan sampai dua tahun bersamaan makanan pendamping ASI yang bergizi. Ini dilakukan guna mencetak generasi sehat dan cerdas, demi kemajuan bangsa," tutur Nana yang juga pembawa acara Ruang Kesehatan di TVRI Kaltim ini. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017