Samarinda (ANTARA Kaltim) - Banjir yang merendam sejumlah kawasan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, selama sepekan terakhir pada Minggu malam mulai surut.

Dari pantauan di Jalan Gatot Subroto yang sebelumnya genangan air sempat merendam hampir sepanjang jalan di kawasan itu hingga di Jalan Merak, namun pada Minggu malam genangan air terlihat hanya terjadi di beberapa titik dengan ketinggian berkisar 20 hingga 50 sentimeter.

Begitu pula di kawasan Jalan S Parman hingga Simpang Empat Mall Lembuswana yang sebelumnya tidak bisa dilalui kendaraan, khususnya roda dua akibat genangan air cukup dalam, pada Minggu malam mulai terlihat surut dan sudah bisa dilalui kendaraan.

Sementara, di kawasan Jalan Cendrawasih hingga Jalan Pemuda dan Jalan Remaja serta Jalan Gelatik, walaupun masih tergenang namun ketinggian air juga terlihat mulai surut.

Begitupun dengan di kawasan lainnya di Kota Samarinda yang selama sepekan tergenang, ketinggian air umumnya sudah mulai turun walaupun tidak terlalu signifikan.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Meterorologi BMKG Temindung mengingatkan warga di daerah itu agar mewaspadai kemungkinan semakin tingginya genangan air akibat pasang Sungai Mahakam.

"Kami mengingatkan warga agar mewaspadai kemungkinan genangan air yang merendam sejumlah kawasan di Kota Samarinda akan semakin tinggi menyusul terjadinya pasang Sungai Mahakam dalam beberapa hari ke depan. Pasang dengan ketinggian mencapai dua meter diperkirakan berlangsung tiga hari ke depan," terang Sutrisno, pada Sabtu (8/4).

"Pasang Sungai Mahakam beberapa hari sebelumnya tidak terlalu signifikan hanya sekitar satu hingga 1,2 meter. Namun, pasang tertinggi diprediksi akan terjadi tiga hari ke depan hingga mencapai dua meter," ujar Sutrisno.

Genangan air yang melanda sebagian wilayah di Kota Samarinda, katanya, disebabkan terjadinya hujan secara terus menerus mulai 1-6 April 2017.

"Kami mengumpulkan curah hujan mulai 1-6 April 2017 di berbagai wilayah Kota Samarinda diantaranya, kawasan Bandara Temindung, Lampake, Sungai Kunjang dan Lubuk Sawah, curah hujannya bersifat ringan sampai lebat, dan tidak ekstrem," ucapnya.

"Jadi meskipun kriterianya ringan sampai lebat, hujan yang melanda wilayah Kota Samarinda berlangsung terus menerus dan bukan hujan ekstrem," tuturnya.

Ia mengingatkan warga agar tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan dengan intensitas tinggi karena wilayah Kaltim umumnya dan Kota Samarinda khususnya saat ini masih masuk musim hujan.

BMKG memprediksi musim kemarau di Kaltim dan Kota Samarinda akan berlangsung pada Juni dan Juli 2017.

"Jadi, potensi curah hujan dengan kriteria sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi sebab wilayah Kaltim umumnya dan Samarinda khususnya maish mausk musim penghujan dan musim kemarau diperkirakan baru akan berlangsung pada sebagain Juni atau Juli 2017," tutur Sutrisno.

Selama sepekan terakhir, banjir merendam rumah milik 4.000 Kepala Keluarga atau 10. 000 jiwa di tiga kecamatan pada tujuh kelurahan di daerah itu.

Banjir terparah berlangsung di Kelurahan Gunung Lingai, tepatnya di kawasan Perumahan Griya Mukti dengan ketinggian air mencapai lebih satu meter menyebabkan sejumlah warga terpaksa harus mengungsi. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017