Samarinda (ANTARA Kaltim) - Lifter andalan Kalimantan Timur Awang Habir Latief siap memenuhi panggilan Lembaga Anti Doping Indonesia terkait proses pembelaan atas dugaan kasus pemakaian doping yang menimpanya pada PON 2016.

Sekretaris Pengurus Provinsi Persatuan Angkat Berat, Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) Kaltim Sugeng Mochdar ditemui di Samarinda, Minggu, mengatakan organisasinya akan terus mendampingi Awang Latief dalam proses klarifikasi tersebut dan juga oleh tim medis dari KONI Kaltim.

"Sesuai surat dari Kemenpora, kami akan berangkat ke Jakarta tanggal 6 April 2017, nanti sekaligus akan mengecek hasil uji lab sampel B," jelasnya.

Menurut Sugeng, PABBSI Kaltim sudah menerima bocoran bahwa hasil uji sampel B ternyata sama persis dengan sampel A, sehingga secara otomatis memberatkan pembelaan untuk peraih medali emas PON cabang olahraga angkat berat kelas 59 kilogram tersebut.

Namun demikian, Sugeng mengaku akan terus berjuang melalui jalur hukum, mengingat sejauh ini masih ada asumsi dari tim medis KONI Kaltim yang menyebutkan bahwa suplemen maupun vitamin yang digunakan oleh semua lifter Kaltim aman dari doping.

"Logikanya kalau Awang Latief kena, maka lifter kaltim lainnya juga kena dong, karena mereka mengonsumsi suplemen yang sama," jelasnya.

Pada sisi lain, Sugeng akan mendebat legitimasi bidang kesehatan dan doping PB PON 2016 yang pertama kali mengeluarkan surat keputusan terkait doping tersebut, karena sejauh ini lembaga yang punya kredibilitas terkait doping hanya LADI. Bahkan, lembaga ini juga sudah mendapat legitimasi lembaga antidoping dunia.

Begitu juga dengan sampel B yang digunakan sebagai materi uji ulang, menurut Sugeng, PABBSI dan KONI Kaltim masih belum meyakini bahwa sampel yang diujikan ke India tersebut sama persis dengan sampel A milik Awang Latief.

"Informasinya tutup sampel B tersebut bisa dibuka dengan mudah, kalau faktanya demikian siapa yang bisa menjamin keaslianya," tegas Sugeng. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017