Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak tujuh tim dari berbagai daerah ikut meramaikan turnamen sofbol Piala Wali Kota di GOR Segiri, Samarinda, Kaltim, pada 22-28 Maret 2017.

Sekretaris Pengurus Kota Persatuan Bisbol dan Sofbol Seluruh Indonesia (Perbasasi) Samarinda, Izrulsyah Efendi di Samarinda, Kamis, mengatakan, tuan rumah Samarinda menurunkan 4 klub yaitu KPJ Buldozer, Pirates, Fluxs, dan Hulubalang.

Sedangkan tiga klub dari luar daerah yaitu Oceans Balikpapan, Bontang, dan Bone, Sulawesi Selatan.

Ia melanjutkan, untuk hari pertama pertandingan dimainkan sejak Rabu yang dimulai sejak pukul 07.15 - 17.30 Wita.

"Hari ini yang bertanding Ocean vs Flux, Pirates vs Hulubalang, Flux vs Bone, Ocean vs KPJ, dan Bontang vs Hulubalang," katanya.

Ia mengaku salut dengan antusias peserta terutama klub Bone asal Sulawesi yang bersedia ikut serta dalam turnamen.

"Kami ucapkan terima kasih kepada klub Bone yang antusias mengikuti turnamen ini. Semoga turnamen ini bisa dimanfaatkan dengan baik bagi para atlet, karena baru saat ini turnamen Softball diadakan lagi setelah satu tahun," ucap pria yang akrab disapa Fendy ini.

Ia menegaskan, pihaknya tak membatasi usia peserta. Bahkan beberapa klub menggunakan jasa pelatih dan pemajn eks atlet PON XIX 2016 Jawa Barat dari berbagai daerah.

Menurut Fendy, turnamen ini sekaligus ajang persiapan atlet junior menatap seleksi Kejurnas di Palembang, Mei mendatang.

"Ini pesertanya ada juga yang dari pemain PON Jakarta, Jawa Timur, dan lain-lain. Mereka kebetulan ikut meramaikan, gabung di klub yang berbeda, jadi kekuatannya hampir merata. Sekaligus yang junior, ini persiapan seleksi mereka untuk Kejurnas Mei," ungkapnya.

Ketua KONI Samarinda, Ade Sukma Yudhi, melalui Sekjen KONI Samarinda, Arafat Zulkarnaen menyambut baik turnamen Softball di Kota Tepian. Menurutnya mkmentum ini bisa menjadi pelecut semangat Perbasasi Samarinda supaya terus meningkatkan pembinaan atlet usia dini.

"Kami berharap Perbasasi Samarinda bisa membina atlet sejak dini. Terutama di tingkat sekolah, supaya kita tidak mengalami krisis atlet. Untuk menjadi atlet terbaik, berawal dari latihan, disiplin yang keras, dan percaya diri. Jika itu dibina sejak dini, maka pada akhirnya atlet kita bisa mewakili Indonesia," tegasnya. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017