Jakarta (ANTARA News) - Sejak awal, Aldino Yusuf, kamerawan Global TV, hanya berniat mengabadikan pernikahan sakral dua sejoli yang berlangsung tepat Sabtu siang tadi di Gereja Katedral, Jakarta Pusat.

Dia juga berkesempatan mewawancarai warga sekitar perihal pernikahan itu, mengingat saat itu bertepatan dengan aksi damai yang berlangsung di Masjid Istiqlal.

Di tengah wawancara di depan Katedral, tiba-tiba ia mengaku melihat rekannya, dua jurnalis Metro TV sedang digiring masuk ke Katedral.

Secara spontan naluri jurnalistik memandunya merekam kejadian itu. Perlahan pria yang disapa Dino itu mengarahkan kamera kepada dua jurnalis dan kejadian yang berlangsung.

"Awalnya saya memang disuruh liputan pengantin di katedral, sampai di sana saya wawancarai warga tentang pernikahan tersebut di depan gerbang katedral, tiba-tiba ada anak Metro TV, reporter dan cameraman-nya digiring masuk ke katedral," ujar dia kepada ANTARA News, Sabtu sore.

"Sontak saya respon ambil gambar tim Metro TV itu, sesudah saya ambil gambar itu saya fokus lagi untuk wawancara narasumber," sambung Dino.

Tak lama setelah itu, massa berpakaian seperti ABRI namun bewarna putih mengelilinginya sembari berteriak memprotes pemberitaan media yang selama ini tak menyertakan kata "Habib" bila membahas soal Rizieq Shihab.

"Tiba-tiba sebagian massa kerubungin saya dengan teriak-teriak, 'Kalau menulis berita yang benar, jangan hanya nama Rizieq tapi pakai kata 'Habib-nya. Semua media televisi harus sopan panggil dengan Habib Rizieq-nya," tutur Dino.

Menanggapi protes itu, Dino mengatakan akan menyampaikan hal ini pada atasannya di kantor. Dia lalu menjelaskan kehadirannya kala itu semata untuk meliput pernikahan, bukan aksi massa di Istiqlal.

"Saya sontak jelaskan kalau akan saya sampaikan ke atasan saya. Sekarang yang saya liput itu tentang pengantin yang menikah di Katedral, bukan tentang aksi ini," kata dia.

"Tetapi tetap saja mereka dengan nada keras tetap berbicara seperti itu, "Tulis berita, jangan hanya Rizieq saja tapi harus pakai Habib," imbuh Dino.

Beruntung, Dino tak mengalami kekerasan fisik dan sebatas verbal. Sebelumnya, dia juga pernah meliput aksi serupa 4 November lalu, namun tak mengalami perlakuan seperti yang ia alami siang tadi.

"Saya enggak ada kontak fisik hanya verbal saja. Baru pertama kali ini, sebelumnya saya ikut yang 411 aman, enggak ada perlakuan seperti ini," ungkap dia.

Seakan tak ingin memusingkan kejadian ini, Dino mengatakan pengalaman ini bisa menjadi cerita dirinya kepada anak dan cucunya kelak.

"Jadi pengalaman saja, biar buat cerita anak cucu saya kelak, hahaaa," pungkas dia. (*)

Pewarta: Lia Wanadriani Santoss

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017