Muara Wahau (ANTARA Kaltim) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Kalimantan Timur memberikan pelayanan kepada peserta KB atau akseptor di kawasan legok dan pinggiran di perusahaan kelapa sawit PT Swakarsa Sinar Sentosa di Kecamatan Wahau, Kabupaten Kutai Timur.

"Pelayanan KB gratis hingga daerah pedalaman ini sebagai bentuk pemerataan agar warga di daerah pinggiran pun mendapat pelayanan yang sama dengan mereka yang tinggal di perkotaan," kata Kepala Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Provinsi Kaltim Sudibyo di Muara Wahau, Rabu.

Pelayanan KB yang diberikan berupa pemasangan alat kontrasepsi implan (susuk) yang dimasukkan di bawah kulit lengan, tidak sampai mengenai daging.

Alat kontrasepsi implan ini merupakan metode kontrasepsi jangka panjang dengan jangka waktu sampai tiga tahun.

Pemasangan alat kontrasepsi ini dipusatkan di balai pengobatan milik perusahaan setempat yang diikuti sebanyak 130 akseptor.

Para akseptor tersebut merupakan istri pekerja perkebunan sawit di PT Swakarsa dan warga setempat. Di balai pengobatan ini juga memiliki beberapa kamar untuk rawat inap.

Sudibyo melanjutkan dalam pelayanan yang bekerja sama dengan perusahaan ini, BKKBN Kaltim hanya menyediakan alat kontrasepsi jenis implan, sedangkan sebagai pendukung kegiatan merupakan CSR dari PT Swakarsa baik berupa tenaga bidan, tempat pelayanan, dan fasilitas lainnya.

Menurut ia, berbagai jenis alat kontrasepsi yang diberikan kepada akseptor memiliki kandungan yang sama, yakni hormon pencegah kehamilan, baik berupa pil, suntik, maupun implan. Sedangkan yang membedakan secara umum adalah pola pemasangan dan jangka waktu.

"Mengingat sama-sama berisi hormon, maka jika ada yang mengatakan kalau memakai implan kemudian bisa berdampak pada kegemukan jika tidak cocok, itu merupakan kabar `hoax`, jadi jangan dipercaya. Itu hanya propaganda agar jenis kontrasepsi berupa suntik bisa laku tiap bulan per akseptor," katanya. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017