Samarinda (ANTARA Kaltim)- Sejumlah pegulat Kalimantan Timur mengaku kecewa karena namanya tidak tercatat lagi dalam program persiapan atlet untuk pemusatan latihan nasional menghadapi Asian Games 2018.

M Aliansyah pegulat Kaltim gaya bebas 66 kg di Samarinda, Kamis, mengatakan dirinya baru tahu bahwa namanya sudah tidak masuk dalam deretan atlet pelatnas Asian Games dari pengprov PGSI Kaltim, setelah adanya surat pemberitahuan oleh PB PGSI.

"Selain saya ada dua pegulat Kaltim lainnya yakni Dewi Ulfah dan Hamka yang dicoret, sementara dua pegulat Kaltim yakni Eko Roni dan Inadrah masih dipertahankan,"terang peraih medali emas SEA Games 2011 itu.

Pria yang akrab disapa Bagong menilai ada sesuatu hal yang ganjil dibalik pencoretan dirinya dari skuad nasional, pasalnya selama ini dia merasa tidak ada seleksi ulang hingga terbitnya SK baru atlet pelatnas oleh PB PGSI.

"Saya terakhir masuk di pelatnas hingga awal Desember 2016, dan saat itu kita dikembalikan lagi ke daerah karena memang pelatnas ada masalah soal dana, dan justru setelah itu saya dicoret,"katanya.

Sementara itu, Dewi Ulfah menambahkan bahwa Ia tidak mempersoalkan bila faktanya atlet nasional yang menggantikannya punya kualitas yang lebih baik sehingga memang pertimbangan peluang untuk berprestasi di Asian Games lebih besar.

"Seharusnya penentuan atlet melalui seleksi, kalau memang saya kalah, saya harus jujur bahwa atlet lain memang lebih layak, dan kenapa ini tidak dilakukan,"kata peraih emas PON 2016 di Jawa Barat itu.

Dewi mengaku punya harapan besar untuk bisa berprestasi di ajang olahraga se- Asia itu, karena paska Asian Games Ia telah berencana untuk pensiun dari atlet.

"Saya berharap bisa berprestasi lebih baik di level Asia, karena ini tantangan bagi saya di penghujung karier sebagai atlet, tapi justru keinginan itu susah saya wujudkan karena saya sudah tidak masuk di deretan atlet pelatnas,"jelasnya.

Sementara itu Hamka yang juga sempat masuk di pelatnas karena sebagai peraih emas PON 2016 Jawa Barat, juga mengaku kecewa dengan keputusan PB PGSI.

"Kami ini olahragawan yang dituntut untuk selalu menjunjung tinggi sportivitas, tetapi kenapa faktanya kami terbuang dengan cara yang tidak sportive,"tegas Hamka. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017