Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengurus Provinsi Persatuan Gulat Seluruh Indonesia Kalimantan Timur pesimistis dengan prestasi atlet yang tergabung dalam pelatnas untuk bisa memenuhi target medali emas pada ajang Asian Games 2018.

Sekretaris Pengprov PGSI Kaltim Sumarlani di Samarinda, Kamis, mengatakan kritik yang ditujukan kepada tim gulat nasional ini bukan lantaran tidak banyak pegulat Kaltim yang dipanggil masuk pelatnas.

Namun, sejumlah pelatih yang direkrut menangani atlet nasional itu mayoritas merupakan wajah baru dan belum pernah menyandang predikat sebagai pelatih nasional.

"Logikanya kalau pelatih baru perlu adaptasi dan penyesuaian. Itu tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, sementara ajang Asian Games sudah cukup dekat," jelas mantan atlet nasional di era 1990-an itu.

Ia membeberkan fakta ketika tim Indonesia ditangani pelatih Korea Selatan pada kurun waktu 1987-1997, yang saat itu terbukti tim gulat nasional bisa memenuhi target medali emas SEA Games.

Namun, setelah itu ada pergantian pelatih dari negara lain yang mengakibatkan prestasi yang dicapai pegulat nasional mengalami penurunan.

"Semua pelatih punya cara yang berbeda dalam menerapkan program latihan, baik dari segi gaya maupun teknik, dan tentunya proses adaptasi memerlukan waktu yang tidak bisa singkat," katanya.

Sumarlani juga membeberkan penentuan atlet pelatnas saat ini dinilai kurang objektif, utamanya bila pertimbangan yang digunakan terkait dengan target dan prestasi.

Ia mencontohkan seperti pegulat Kaltim M Aliansyah yang pernah meraih medali emas SEA Games 2011 dan juga peringkat lima Asia, namun justru namanya terlempar dari tim nasional.

"Berbicara fair, siapa pegulat nasional di kelas 66 kg yang bisa mengalahkan M Aliansyah, dan untuk naik di kelas yang lebih tinggi pun, kami masih menjagokan Aliansyah akan menjadi yang terbaik bila ada seleksi," jelasnya.

Dengan pengalaman dan jam terbangnya di tingkat nasional dan internasional, lanjutnya, seharusnya Aliansyah tetap menjadi pilihan utama dan layak menjadi pegulat Indonesia untuk Asian Games 2017.

"Sangat disayangkan bila kepentingan nasional tidak diutamakan, apapun kami berharap PB PGSI melakukan evaluasi terkait persoalan ini," tegasnya. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017