Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur hingga kini telah mengeluarkan uang rupiah pecahan baru emisi 2016 hampir Rp100 miliar, baik berupa pecahan seratus ribu, lima puluh ribu, hingga dua puluh ribu ke bawah.

"Saat ini masih banyak masyarakat bertanya karena mereka belum menerima uang pecahan baru emisi 2016. Saya kira itu hanya masalah teknis dan waktu. Secara perlahan masyarakat pasti akan mendapat uang baru," ujar Kepala Bank Indonesia KPw Provinsi Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Rabu.

Dari peredaran uang pecahan baru yang jumlahnya belum banyak itu, lanjut Nur, tentu hanya beberapa warga yang sudah memilikinya, apalagi pengertian uang beredar adalah uang yang dikeluarkan dari kas BI.

"Ini berarti belum tentu uang yang ke luar dari kas BI tersebut langsung ke tangan masyarakat, karena bisa saja sebagian dari uang yang dikeluarkan oleh BI masih ada di kas beberapa perbankan yang kemungkinan belum semuanya diedarkan ke masyarakat," jelasnya.

Ia menuturkan, pada 2016 BI Kaltim mengedarkan uang senilai Rp11 triliun, naik dibanding tahun 2015 sejumlah Rp7 triliun.

Sementara beberapa tahun sebelumnya juga mengedarkan uang dalam jumlah besar, sehingga uang yang sudah beredar tersebut harus ditarik dulu, kemudian yang tidak layak edar dihancurkan untuk diganti dengan uang baru emisi 2016.

Jadi, lanjutnya, prosesnya masih membutuhkan waktu beberapa tahun lagi agar semua rupiah cetakan 2016 bisa sampai ke masyarakat, karena harus menunggu uang yang tidak layak edar masuk dulu ke kas BI.

Di sisi lain, jelas Nur, ada juga uang cetakan lama yang masih bagus dan layak edar, sehingga uang tersebut masih tetap bisa beredar.

Apalagi, uang cetakan lama juga belum semuanya beredar ke masyarakat, sehingga proses penggantian semua uang tidak layak edar ke uang baru masih panjang.

Ia juga menegaskan bahwa di uang rupiah baru tidak ada logo "palu arit" seperti yang dibicarakan sebagian masyarakat, karena logo yang dimaksud masyarakat tersebut merupakan logo BI.

"Itu merupakan logo BI yang antara depan dan belakang uang merupakan gambar saling isi (rectoverso). Gambar ini dibuat untuk pengamanan tingkat tinggi. Tujuannya adalah agar rupiah tidak mudah dipalsukan oleh oknum tertentu," ujar M Nur. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017