Samarinda (ANTARA Kaltim) - Memartabatkan Bahasa Indonesia ternyata bukan perkara mudah, bahkan terkesan Bahasa Indonesia mulai terdesak bahasa asing dalam penggunaan sehari-hari, mulai dari pergaulan, penggunaan di ruang publik.

Bahkan kalangan pemerintahan. Hal ini melatari Kantor Bahasa Kaltim menggelar lomba menulis surat untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama  (SMP) se-Kaltim dan Kaltara di Ruang Tepian Kantor Gubernur Kaltim, kemarin.
 
Konteks surat itu ditujukan kepada pejabat publik di Kaltim, bisa gubernur, wali kota, bupati, termasuk Kepala Kantor Bahasa. Isianya memartabatkan atau mengutamakan Bahasa Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Lomba ini diikuti 28 pelajar SMP dan 24 murid SD.

“Kami sengaja menggelar lomba ini, buat menumbuhkan penyadaran penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan. Karena banyak dijumpai dalam ruang publik, Bahasa Indoensia kalah dengan bahasa asing, contoh di bandara,” kata Kepala Kantor Bahasa Kaltim Imam Budi Utomo.

Kelihatan sepele sebenarnya, bahasa asing di tulis lebih besar atau di atas, kemudian Bahasa Indonesia dibawahnya, terkesan seperti terjemahan. “Kenapa tidak dibalik, Bahasa Indonesia tulis atasnya, baru dibawahnya bahasa asing, itu jauh lebih memartabatkan bahasa Ibu Pertiwi,” terangnya.

Masih banyak contoh-contoh lainnya, namun demikian bukan berarti melarang mempelajari bahasa asing. Bahasa lain tetap dipelajari, sebagai komunikasi di era globalisasi, tapi Bahasa Indonesia tetap nomor satu.

“Bisa dilihat negara-negara lain, mereka tetap menomorsatukan bahasa negaranya, sebagai identitas bangsa dan mereka bangga menggunakannya. Kita pun harusnya bangga, karena Bahasa Indonesia banyak dipelajari warga negara asing, lantas kenapa kita tidak bangga dengan bahasa sendiri,” tambah pria berkacamata ini.

Menurutnya, surat-surat ini nanti diteruskan ke pejabat publik, sebagai bentuk penyadaran kepada pemangku kepentingan negeri ini, agar mulai memartabkan Bahasa Indonesia di mulai lingkungan pemerintahan.

Sementara Ketua Dewan Juri Dr H Yusak Hudiyono MPd mengatakan, secara subtansi peserta sudah mampu menterjemahkan tema Memartabatkan Bahasa Indonesia dalam surat yang mereka buat.

“Sangat kritis, ternyata mereka cukup peka, bahkan memberikan contoh-contohnya, salut saya membacanya,” ujar Dosen FKIP Unmul.

Memang tak mudah bagi dewan juri memberikan keputusan siapa menjadi pemenang, tak heran jika selisih nilai yang diberikan beda-beda tipis, namun pada akhirnya 7 juri berhasil menentukan siapa saja juara dari masing-masing kategori dan penyerahan hadiah langsung dilakukan usia pengumuman pemenang. (*)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016