Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menyarankan kepada pemerintah daerah dan pihak terkait di Provinsi Kalimantan Timur lebih menggencarkan pola integrasi sapi dengan kebun sawit, karena potensinya sangat besar.

"Di Provinsi Kaltim saya lihat potensinya besar dalam mendukung memperbanyak populasi sapi, karena lahan perkebunan sawit yang sudah ditanami mencapai 1,1 juta hektare," ujar Winarno usai pembukaan Rembuk Kelompok KTNA Nasional 2016 di Convention Hall Samarinda, Jumat.

Hingga kini, jumlah sapi di Provinsi Kaltim masih di bawah 200 ribu ekor, padahal sesuai dengan program Pemprov Kaltim adalah mewujudkan populasi sapi hingga mencapai 2 juta ekor pada 2018.

Untuk itu, menurut Winarno, pola integrasi sapi-sawit merupakan salah satu jawaban dalam upaya memenuhi target 2 juta ekor sapi tersebut, di samping program lain yang terus dijalankan, seperti integrasi sapi dengan lahan eks tambang batu bara dan inseminasi buatan.

Apabila dalam 1 hektare kebun sawit diintegrasikan dengan empat ekor sapi seperti yang telah dilakukan di salah satu kabupaten di Sumatera Barat, lanjutnya, maka di Kaltim akan memiliki populasi sapi mencapai 4,4 juta ekor, karena luas tanaman sawit di Kaltim mencapai 1,1 juta hektare.

Menurutnya, jika ada perusahaan sawit yang sebelumnya tidak setuju dengan integrasi sapi-sawit karena ada kekhawatiran tertentu, hal itu terjadi mungkin karena kurangnya komunikasi antara pemerintah, pekebun maupun peternak, sehingga pemerintah perlu menjalin komunikasi dan memberikan pemahaman mengenai keuntungan pola ini.

Pola integrasi sapi-sawit, lanjutnya, justru yang paling banyak diuntungkan adalah perkebunannya, walaupun dari peternakan sapi juga diuntungkan.

"Keuntungan yang diperoleh dari perkebunan antara lain perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja memotong atau mencabut rumput, karena rumput maupun gulma pengganggu pohon sawit sudah dimakan oleh sapi yang dipelihara di lahan tersebut," katanya.

Kemudian air seni sapi dan kotoran sapi juga bisa menjadi pupuk bagi pohon sawit, apalagi jika kotoran tersebut diolah lebih dulu menjadi pupuk sawit organik, sehingga bisa menekan biaya pembelian pupuk(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016