Samarinda,  (ANTARA Kaltim) - Badan usaha milik negara dan daerah yang beroperasi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, diminta ikut memperhatikan kondisi lingkungan di daerah setempat, terutama Sungai Karang Mumus yang kini dipenuhi banyak sampahnya.

 

 "BUMN/BUMD jangan hanya mengambil keuntungan, tetapi juga harus berpartisipasi terhadap kebersihan lingkungan, terutama di SKM yang memerlukan perhatian semua pihak," ujar Ketua Persekutuan Dayak Kalimantan Timur Kota Samarinda Rudyanto Sulithio di Samarinda, Jumat.

 

 Rudyanto mengatakan hal itu setelah membantu komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) memungut sampah di sungai bersama Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang dan sejumlah pejabat di lingkungan pemkot.

 

 Menurut ia, membebaskan sungai dari sampah tidak bisa hanya dibebankan pada Pemkot Samarinda dan Pemprov Kaltim, tetapi perlu dukungan semua pihak dan juga kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan lingkungan.

 

 Hingga kini, lanjut Rudi, Komunitas GMSS-SKM terus aktif memungut sampah di sungai karena masih banyak warga yang membuang sampah, sehingga semua BUMN/BUMD bisa membantu dengan menyumbang peralatan merawat sungai sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

 

 Rudi juga mengajak semua warga Samarinda tidak membuang sampah ke sungai, karena sungai bukan tempat sampah, tetapi merupakan anugerah Tuhan yang harus dirawat dan dijaga.

 

 Sebagai bentuk dukungan terhadap GMSS-SKM, ia tidak hanya memungut sampah, tetapi berjanji akan menyumbang satu unit perahu berikut mesin ketintingnya.

 

 Sumbangan tersebut diharapkan bisa semakin memacu komunitas dan warga lain dalam merawat sungai, sehingga ke depan SKM bukan hanya bersih dari sampah, tetapi juga bisa menjadi sarana wisata warga.

 

 Ditanya mengenai harapannya sehingga berkeinginan menyumbang perahu, Rudi ingin kondisi SKM bisa kembali bersih dan terawat seperti dulu, tidak seperti sekarang yang sudah tercemar akibat sampah maupun limbah.

 

 "Saya dilahirkan di Samarinda tahun 1965. Saya juga dibesarkan di Samarinda, jadi saya mengetahui perkembangan SKM sejak saya lahir hingga sekarang. Saya ingin SKM bisa kembali bersih seperti dulu," katanya.

 

 Dulu, lanjutnya, air di SKM bisa dikonsumsi dan dibuat mandi karena memang masih bagus dan layak, tetapi sekarang kondisinya sudah berubah jauh.

 

 "Jangankan dikonsumsi, untuk cuci saja sebenarnya sudah sangat tidak layak," imbuhnya. *

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016