Samarinda (ANTARA Kaltim) -  KONI Provinsi Kalimantan Timur melakukan penghematan anggaran pemusatan latihan daerah menuju Pekan Olahraga Nasional XIX tahun 2016, seiring terjadinya defisit anggaran.

Ketua Umum KONI Kaltim Zuhdi Yahya di Samarinda, Jumat, mengatakan efisiensi anggaran harus dilakukan karena anggaran puslatda yang dijanjikan Pemprov Kaltim masih kurang Rp52,5 miliar.

"Awalnya kita mengusulkan anggaran kepada pemerintah provinsi sebesar Rp330 miliar, namun pada akhirnya disetujui Rp150 miliar. Namun, anggaran yang telah dijanjikan itu ikut terkena rasionalisasi 35 persen, sehingga KONI hanya mendapatkan kucuran Rp97,5 miliar," jelas Zuhdi.

Menurut ia, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak berjanji memberikan dana tambahan melalui APBD Perubahan 2016.

"Anggaran tambahan tersebut meliputi kekurangan pembiayaan puslatda dan dana keberangkatan kontingen menuju Bandung, Jawa Barat," jelasnya.

Mengingat suntikan dana tambahan baru akan dianggarkan pada APBD Perubahan, Zuhdi mengatakan pelaksanaan puslatda yang telah berjalan dua bulan terakhir juga terkena imbasnya.

KONI Kaltim juga akan melakukan rasionalisasi dan efesiensi agar program persiapan atlet yang dipusatkan di Hotel Mesra Samarinda tetap berjalan hingga jelang pelaksanaan PON pada September 2016.

"Sesuai komitmen kami, pengurus harus berhemat dan memangkas kegiatan yang tidak penting, jadi itu sudah kami lakukan. Bidang akomodasi salah satu yang terkena imbas pengurangan anggaran itu. Selain itu, cabang olahraga hanya boleh sekali mengagendakan uji coba," tambahnya.

Bahkan, sarana latihan atlet maupun tim juga kena dampak penghematan, seperti cabang olahraga sepak bola yang awalnya menggunakan dua lapangan untuk latihan, yaitu Stadion Madya Sempaja dan Stadion Utama Palaran, sekarang mereka difokuskan berlatih hanya di Palaran.

"Kalau menggunakan dua stadion untuk latihan memakan biaya besar, jadi sekarang kami fokuskan tim sepak bola itu latihan di Palaran saja, mengingat sewa lapangan cukup mahal per bulannya dan kalau dikalkulasikan mencapai ratusan juta," kata Zuhdi.

Tidak hanya sepak bola, cabang olahraga lain yang selama ini latihan di dua tempat berbeda juga harus melakukan hal serupa. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016