Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus berupaya meningkatkan mutu dan produksi perkebunan tanaman kakao, sehingga ke depan hasil panen petani bisa berlimpah meskipun masih dengan luasan kebun yang sama.

"Pada tahun 2015 luas areal tanaman kakao mencapai 8.197 hektare yang tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Kaltim dengan produksi sebanyak 3.948 ton biji kakao," ujar Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim Sukardi di Samarinda, Kamis.

Dari jumlah lahan perkebunan kakao seluas itu, mampu menyerap tenaga kerja mencapai 6.992 Kepala Keluarga (KK), sehingga dengan adanya upaya peningkatan mutu dan produksi kakao diharapkan produksinya bertambah yang pada akhirnya berdampak pada penambahan pendapatan petani maupun penambahan tenaga kerja.

Berbagai cara yang dilakukan dalam upaya meningkatkan produksi maupun produktivitas kakao, di antaranya saat ini pihaknya menggelar pelatihan budidaya tanaman dan penggunaan alat/mesin perkebunan (alsinbun) kakao.

Pelatihan tersebut diikuti sebanyak 60 orang petani kakao dari berbagai daerah di Kaltim, seperti dari Kecamatan Biatan, Kabupaten Berau, kemudian dari Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur.

Dilanjutkannya, pelatihan digelar karena produksi dan produktivitas komoditi kakao di Kaltim hingga kini masih rendah. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman dan penggunaan alsinbun kakao yang benar.

Dalam pelatihan ini, katanya lagi, lebih ditekankan pada pentingnya teknik budidaya dan penggunaan alsinbun kakao, seperti bagaiman teknik membuat pupuk kompos dengan menggunakan limbah kulit buah kakao yang tersedia di kebun petani.

Ada dua keuntungan dalam penggunaan pupuk kompos buatan sendiri, pertama adalah petani bisa menghemat biaya perawata, sedangkan yang kedua adalah dapat membantu meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman kakao sehingga akan mampu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani.

"Kami berharap melalui pelatihan ini, petani akan mampu melakukan budidaya kakao yang benar dan baik sehingga selain meningkatkan produksi dan produktivitas kakaonya, juga mampu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup bagi petani kakao," ujar Sukardi.

Pelatihan tersebut dibimbing oleh Fitria Yuliasmara dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember, Jawa Timur, kemudian oleh Farid Rakhmad Abadi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kaltim. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016