Samarinda (ANTARA Kaltim) - Organisasi nasional yang peduli terhadap keberadaan satwa endemik orangutan, Centre for Orangutan Protection (COP), menemukan sejumlah luka pada tubuh Orangutan Kalimantan (Pongo pygmeaus morio) yang ditemukan mengapung di Sungai Sangatta, Kutai Timur.

"Setelah dilakukan nekropsi atau pembedahan sejak Senin pagi hingga siang, kami simpulkan bahwa bangkai yang ditemukan di Sungai Sangatta pada Minggu (1/5) siang adalah satwa orangutan, berkelamin jantan dan diperkiraan berumur 25 tahun dengan bobot 60 sampai 80 kilogram," ujar dokter hewan dari COP, Ade Fitria Alfiani, dihubungi dari Samarinda, Senin malam.

"Ada beberapa lebam di bagian tubuh orangutan tersebut, yakni pada bagian pipi lebar 3 cm, punggung bagian kiri 15 cm, betis bagian kiri, bahu sebelah kanan, dan dada bagian depan," katanya.

Pembedahan yang berlangsung di RSUD Sangatta dilakukan bersama Polres Kutai Timur dan Balai Taman Nasional Kutai.

"Pembedahan tersebut atas permintaan dari kepolisian untuk bahan awal dilakukan penyidikan jika ditemukan adanya indikasi kematian oleh sebab manusia," jelas Ade Fitria.

Selain menemukan empat titik luka lebam dari hasil pembedahan juga ditemukan empat luka terbuka, yakni pada lengan kanan bagian atas, punggung tangan kiri, bagian telapak kaki, serta bagian ibu jari dengan diameter 1 centimeter.

Hasil pembedahan terhadap orangutan juga ditemukan adanya luka sayatan pada betis kanan, dada samping kiri dan lengan kiri sepanjang 15 sentimeter dengan dalam 1 centimeter, serta juga terdapat luka bakar pada lengan kanan bagian bawah dengan panjang 20 centimeter dan lebar 5 centimeter.

Semua kulit serta rambut pada orangutan tersebut mengelupas, yang disebabkan oleh air dan lama mengapung di air.

"Diduga orangutan ini mati sebelum tenggelam dengan indikasi terapungnya paru-paru dan tidak ditemukan adanya pasir atau kerikil yang berada di dalam paru-paru," ujar Ade Fitria

Kapten tim APE Crusader dari COP, Paulinus Kristianto, menambahkan hasil pembedahan tersebut akan diserahkan secepatnya ke pihak kepolisian.

"Secepatnya hasil pembedahan itu akan kami serahkan ke Polres Kutai Timur dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam hal ini BKSDA Kaltim serta Balai TNK untuk penyelidikan," katanya.

"Kami berharap temuan satu mayat orangutan ini menjadi temuan terakhir yang berada tidak jauh dari pemukiman penduduk," ucap Paulinus.

Setelah dilakukan pembedahan, orangutan mati itu tambhanya, dikuburkan di dalam kawasan Taman Nasional Kutai, pada Senin sore bersama dengan tim Polres Kutai Timur, Balai TNK dan COP.

Sebelumnya, Kepala Satuan Reskrim Polres Kutai Timur AKP Andika Darma Sena menyatakan orangutan mati itu ditemukan warga terapung di Sungai Sangatta pada Minggu (1/5) sekitar pukul 11.00 Wita.

Awalnya, warga menduga bangkai tersebut adalah sesosok mayat manusia yang mengapung di sungai.

"Setelah kami datang ke lokasi, ternyata benda yang awalnya disangka mayat orang tersebut ternyata bangkai orangutan yang sempat terseret arus, sehingga kami terpaksa harus melokalisasi agar tidak terbawa arus lebih jauh. Setelah berkoordinasi dengan COP, bangkai tersebut kami evakuasi ke kamar mayat RSUD Sangatta," kata Andika.        (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016