Samarinda (ANTARA Kaltim) - Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kalimantan Timur mengagendakan program latihan ke Singapura pada 18-30 Juli 2016 untuk memantapkan kesiapan pemanjat kategori boulder menuju PON XIX di Jawa Barat.

Pelatih panjat tebing Kaltim Hadi Nugroho di Samarinda, Kamis, mengatakan, agenda berlatih ke Singapura tersebut dijadwalkan pada 18-30 Juli 2016 dengan sasaran untuk pematangan teknik dan skill para pemanjat, utamanya penyesuaian dengan aturan poin baru yang telah diterapkan oleh FPTI.

"Saat ini di berbagai kejuaraan telah mengunakan poin volume, dengan ukuran lebih besar dari biasanya dan di Kaltim sendiri poin seperti itu belum ada, selama ini kita latihan hanya menggunakan replikanya saja," jelas Hadi.

Ia mengatakan tim boulder Kaltim terdiri dari delapan atlet yang terdiri dari empat atlet putra dan empat atlet putri. Nomor tersebut akan memperebutkan lima medali emas pada PON 2016.

"Peluang meraih medali di nomor ini cukup besar, kita sendiri menargetkan dua emas dari lima yang diperebutkan," tegas Hadi.

Hadi mengatakan bahwa memasuki tahap awal puslatda ini memang masih diterapkan program latihan secara umum, dengan sasaran lebih mengutamakan untuk pembenahan fisik.

Oleh sebab itu, lanjut dia, program latihan masih bisa dilaksanakan di Samarinda yakni di dinding boulder Stadion Segiri, dan dinding boulder di stadion sempaja.

Namun setelah memasuki program latihan khusus tidak ada pilihan program latihan harus dilaksanakan di luar Kaltim, mengingat venus yang ada di Kaltim belum memenuhi standar untuk pertandingan PON 2016 mendatang.

"Terkecuali pengajuan alat kita segera direalisasikan oleh KONI Kaltim, maka latihan di Samarinda baru bisa dilaksanakan untuk menyesuaikan standar aturan pertandingan yang ada," tegas Hadi.

Hadi sangat berharap semua usulan program latihan dan alat bisa direalisasikan oleh KONI Kaltim, mengingat Panjat tebing juga menjadi salah satu cabang yang rutin menyumbangkan medali emas dalam setiap PON. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016