Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui intansi terkait mengembangkan perkebunan kakao di kawasan perbatasan negara yakni di Kabupaten Mahakam Ulu yang berbatasan darat dengan Malaysia guna memacu pertumbuhan ekonomi.

"Tugas kami adalah membangun kawasan perbatasan yang belum tersentuh oleh intansi lain, jadi ada tindakan saling melengkapi dalam pola pembangunan kawasan," ujar Kabid Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha Badan Pembangunan Perbatasan Provinsi Kaltim Husaini di Samarinda, Minggu.

Untuk di Kabupaten Mahakam Ulu, lanjutnya, terutama di beberapa kampung di Kecamatan Long Apari, petani telah dilatih meningkatkan produksi kakao sehingga mampu meningkatkan penghasilan, apalagi Long Apari merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan dengan Sarawak, Malaysia.

Sebenarnya, hampir semua kawasan di Mahakam Ulu memiliki potensi perkebunan berprospek bagus untuk pengembangan perkebunan, baik perkebunan karet, sawit, kelapa dalam, maupun kakao.

Produksi kakao di Mahakam Ulu ada sekitar 65 ton biji kering per tahun, sedangkan khusus produksi kakao di Kecamatan Long Apari, sudah menghasilkan kisaran 3-5 ton per bulan.

"Padahal permintaan konsumen mencapai 20 ton kakao biji kering per bulan. Berangkat dari kondisi inilah, maka kami kemudian melakukan pembinaan agar produktivitas kakao per hektare bisa lebih banyak supaya mampu mencukupi permintaan konsumen," katanya.

Dalam kaitan pembinaan petani pekebun, pada 2015 pihaknya telah membawa beberapa petani kakao ke Jember, Jawa Timur, untuk belajar berbagai teknik budidya kakao di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember.

Hasil dari pelatihan itu, lanjut dia, kini petani kakao setempat sudah bisa melakukan stek untuk pengembangan bibit, bahkan mereka sudah melakukan pola pertanian sesuai dengan ilmu yang mereka dapatkan sehingga pola bertani mereka mulai berubah.

"Dari perubahan pola ini, saya dengar produksinya sudah meningkat, tetapi kami belum ada kesempatan lagi untuk memantau perkembangan dari hasil pertanian mereka, sehingga saya belum bisa memastikan berapa persen peningkatannya," kata Husaini. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016