Samarinda (antara Kaltim) - Reses anggota DPRD Kaltim dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat oleh Anggota DPRD Kaltim Martinus di daerah pemilihan IV Kukar-Kubar dan Mahulu, berlangsung beberapa waktu lalu. Dalam serap aspirasinya, Martinus banyak mendapat masukan dari warga terkait minimnya perhatian pemerintah kepada warga yang tinggal di pedesaan, pedalaman dan perbatasan.
Misalnya saja, kebanyakan warga Kubar mengeluhkan rendahnya harga jual getah karet yang mencapai harga Rp. 4.000 sampai dengan Rp. 4.500 saja. Padahal, harga jual normal dipasaran untuk komoditi ini biasanya mencapai harga Rp 7.000 sampai dengan Rp. 7.500.
"Hal ini yang terus menjadi keluhan warga sekitar. Bagaimana harga jual getah karet yang begitu rendah, bisa menghambat peningkatan kesejahteraan mereka," kata Martinus.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Martinus mengatakan, akan membawa laporan ini kepada rapat internal komisi-komisi dan alat kelengkapan di DPRD Kaltim. Tentu saja, akan kembali merapatkan dengan perangkat kerja pemerintah terkait demi mencari solusi, bagaimana kembali menormalkan harga jual tersebut. Maka dari itu, hendaknya warga sedikit bersabar sampai ada jalan keluar dari pemerintah.
"Tentu saja hal ini menjadi permasalahan yang cukup serius. Saya akan mengupayakan bagaimana menyudahi hal ini dengan mengkaji bersama pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terkait hal ini," kata Martinus lagi.
Selain hal tersebut, beberapa sarana dan prasarana kepentingan umum juga masih menjadi masalah di daerah pedesaan dan pedalaman. Misalnya, akses jalan baik yang belum merata, infrastruktur pendidikan dan kesehatan yang masih minim serta beberapa hal penunjang kesejahteraan yang masih jauh dari kata cukup.
"Beberapa aspirasi warga sudah saya tampung dan akan menjadi laporan serap aspirasi tahun ini. Selanjutnya kami akan kembali merapatkan laporan tersebut bersama dinas-dinas terkait demi mengupayakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan yang cukup bagi masyarakat Kukar-Kubar dan Mahulu," kata politikus PDI-P ini. (Humas DPRD Kaltim/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Misalnya saja, kebanyakan warga Kubar mengeluhkan rendahnya harga jual getah karet yang mencapai harga Rp. 4.000 sampai dengan Rp. 4.500 saja. Padahal, harga jual normal dipasaran untuk komoditi ini biasanya mencapai harga Rp 7.000 sampai dengan Rp. 7.500.
"Hal ini yang terus menjadi keluhan warga sekitar. Bagaimana harga jual getah karet yang begitu rendah, bisa menghambat peningkatan kesejahteraan mereka," kata Martinus.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Martinus mengatakan, akan membawa laporan ini kepada rapat internal komisi-komisi dan alat kelengkapan di DPRD Kaltim. Tentu saja, akan kembali merapatkan dengan perangkat kerja pemerintah terkait demi mencari solusi, bagaimana kembali menormalkan harga jual tersebut. Maka dari itu, hendaknya warga sedikit bersabar sampai ada jalan keluar dari pemerintah.
"Tentu saja hal ini menjadi permasalahan yang cukup serius. Saya akan mengupayakan bagaimana menyudahi hal ini dengan mengkaji bersama pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terkait hal ini," kata Martinus lagi.
Selain hal tersebut, beberapa sarana dan prasarana kepentingan umum juga masih menjadi masalah di daerah pedesaan dan pedalaman. Misalnya, akses jalan baik yang belum merata, infrastruktur pendidikan dan kesehatan yang masih minim serta beberapa hal penunjang kesejahteraan yang masih jauh dari kata cukup.
"Beberapa aspirasi warga sudah saya tampung dan akan menjadi laporan serap aspirasi tahun ini. Selanjutnya kami akan kembali merapatkan laporan tersebut bersama dinas-dinas terkait demi mengupayakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan yang cukup bagi masyarakat Kukar-Kubar dan Mahulu," kata politikus PDI-P ini. (Humas DPRD Kaltim/adv)
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016