Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Sukardi, menilai petani lada di daerah ini belum fokus dalam pengembangan budidaya lada, sehingga hasil produksinya belum bisa banyak seperti yang diharapkan.

"Sebenarnya mereka bisa fokus, tetapi mereka lebih memilih bertani lada sebagai kerjaan sampingan, karena mereka takut jika fokus hanya bertani lada dan tidak bertani subsektor lain, mereka khawatir ketika panen harga lada jatuh," katanya di Samarinda, Minggu.

Lada dijadikan sebagai usaha sampingan petani juga karena mereka memiliki usaha lainnya, seperti mengurus tanaman buah, sayur-mayur, beternak, dan ada yang sambil berjualan sembako.

Berdasarkan pantauannya, banyak anak petani lada yang pintar-pintar karena rata-rata sudah lulus sarjana.

Namun kebanyakan dari anak-anak petani lada tersebut lebih memilih bekerja sebagai pegawai, tidak diarahkan oleh orang tuanya menjadi petani lada profesional.

Padahal, lanjut dia, jika para petani lada yang tersebar di kabupaten/kota di Provinsi Kaltim mau memfokuskan perhatiannya terhadap lada, bisa dipastikan produktivitas lada bisa naik dua hingga tiga lipat karena dirawat dengan serius.

"Bertani lada memang memerlukan perhatian khusus dan penanganannya lebih dari tanaman lainnya. Namun jika petani serius dan rajin merawat dalam pembudidayaan lada, dipastikan dapat membuahkan hasil maksimal," katanya.

Saat ini, lanjut dia, Kaltim telah resmi memiliki jenis lada dengan nama Malonan 1. Jenis ini merupakan salah satu varietas unggul nasional. Ketetapan ini sudah diuji secara nasional pada pertengahan April 2015.

Keunggulan lada Malonan 1 dapat berbuah sepanjang tahun dengan potensi produksi genetis 2,17 ton per ha dalam setahun. Jenis ini banyak dibudidayakan petani di Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dalam upaya mendorong keseriusan petani dan untuk meningkatkan produksi lada, pihaknya kerap melakukan berbagai hal, seperti sosialisasi, intensifikasi, memberikan bantuan pupuk organik, gunting pangkas, dan bantuan insektisida yang tujuannya untuk meningkatkan mutu serta produksi lada.

Hingga kini, lanjut dia, pengembangan produksi lada di Kaltim masih jadi perhatian serius. Apalagi lada pernah menjadi komoditas ekspor besar Kaltim di era 80-90 an, sehingga lada rakyat ini kembali diintensifkan.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016