Penajam (ANTARA Kaltim) - Penumpang arus balik Idul Fitri 2015 melalui pelabuhan penyeberangan Feri Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, mengalami lonjakan mencapai 1.737 orang atau meningkat sepuluh kali lipat dari hari biasa.

Kepala PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Kabupaten Penajam Paser Utara Rahmat yang dihubungi di Penajam, Selasa, menyatakan sejak dua hari sesudah atau H+2 lebaran jumlah penumpang yang menggunakan jasa penyeberangan feri melonjak mencapai 1.737 orang dari hari biasa yang hanya 256 orang per hari.

"Peningkatan jumlah penumpang sebenarnya sudah terasa sejak H+2 Idul Fitri, dimana puncak kepadatan terjadi pada sore dan malam hari," ungkap Rahmat.

"Jumlah kendaraan pada arus balik yang menggunakan jasa kapal feri pada H+3 atau pada Senin sore sampai malam hari (20/7) sangat padat, menyebabkan antrean panjang kendaraan roda empat mencapai dua kilometer," katanya.

Peningkatan jumlah penumpang tersebut menurut dia, disebabkan akan berakhirnya waktu libur dan cuti bersama pegawai.

Puncak arus balik yang menggunakan jasa penyeberangan kapal feri tambahannya, diprediksi akan terjadi pada tujuh hari (H+7) lebaran.

Penumpang tertinggi yang menggunakan jasa penyeberangan kapal feri, kata Rahmat, didominasi pengguna kendaraan roda dua yakni mencapai 1.030 per hari.

"Namun meskipun penumpang mulai ramai, jumlah kendaraan yang menggunakan jasa kapal feri tersebut menurun sekitar 30 persen dibanding tahun sebelumnya (2014)," ujarnya.

Untuk mengatasi lonjakan penumpang tersebut, ASDP Penajam lanjut dia, telah menyiapkan 12 kapal feri, 10 unit diantaranya setiap hari akan melayani jurusan Penajam-Balikpapan, sedangkan dua kapal lainnya tetap akan disiapkan, karena dilakukan secara bergilir.

Selain menyiapkan 12 kapal feri, ASDP Penajam juga mengoperasikan dua dermaga pelabuhan kapal feri serta tetap konsisten menjalankan jadwal keberangkatan kapal feri karena hanya dibutuhkan waktu 30 menit untuk bongkat muat.

"Kami sudah operasikan dua dermaga. Jadwal keberangkatan juga tetap dilakukan secara konsisten sebab hanya butuh waktu 30 menit utuk bongkar muat, bahkan ada kapal feri yang hanya butuh waktu 20 menit untuk bongkar muat kemudian langsung berangkat lagi," katanya.

"Antisipasi terjadinya lonjakan penumpang arus balik juga dilakukan dengan mengoperasikan kapal feri selama 24 jam dengan 50 trip," ujarnya.    (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015