Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, membuka posko pengaduan dan pendataan di Pelabuhan Semayang dan Polres Bontang untuk korban musibah KM Titian Muhibah yang tenggelam di Selat Makassar pada Selasa (9/6).

"Kami mempersilakan masyarakat yang mungkin kehilangan sanak saudara dalam musibah tersebut agar bisa melapor kepada kami di Pelabuhan Semayang atau di Polres Bontang bila di Bontang," kata Kepala BPBD Kota Balikpapan Suseno di Balikpapan, Jumat.

Posko itu dibuka untuk mengecek silang semua data mengenai para penumpang KM Titian Muhibah yang berangkat dari Bontang, Kalimantan Timur, menuju Mamuju, Sulawesi Barat.

KM Titian Muhibah adalah kapal barang dan izin berlayar yang dikeluarkan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bontang adalah untuk mengangkut barang, sehingga kapal ini tidak memiliki manifes penumpang. Manifes yang ada adalah daftar barang bawaan, bukan orang.

"Kami kesulitan mengetahui jumlah penumpang yang sebenarnya dari kapal tersebut," kata Direktur Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi M Yasin Kosasih pada kesempatan terpisah.

Sementara ini, jelas Kombes Yasin, aparat berpegang pada data yang dikumpulkan dari fakta di lapangan, yaitu terdapat 65 korban selamat yang ditolong kapal perang Amerika Serikat USS Rushmore.

"Bahkan yang ditolong oleh nelayan dan dibawa ke Mamuju itu pun kami masih usahakan konfirmasinya," katanya.

Ada laporan atau informasi yang menyebutkan nelayan menolong tiga orang penumpang kapal, tetapi ada pula yang menyebutkan lima orang.

Oleh karena itu, Ditpolair Polda Kaltim juga berkoordinasi dengan Polda Sulselbar untuk memastikan informasi tersebut.

Seluruh penumpang KM Titian Muhibah adalah perantau dari Mamuju dan daerah sekitarnya di Sulawesi Barat. Mereka berniat pulang kampung untuk menyambut Ramadhan dan Idul Fitri.

Dari para penumpang dan keluarga yang datang mencari sanak keluarganya di Pelabuhan Semayang pada Kamis (11/6), disebutkan setidaknya dua orang tewas dan delapan orang hilang.

Irma (18 tahun), salah seorang penumpang yang selamat, menyebutkan bibi dan seorang keponakannya yang berusia 8 tahun sudah tewas dan terapung di laut.

Kemudian Kabul (40), penumpang lainnya, mengaku kehilangan istri dan tiga anaknya. Selain itu, Wiwin yang datang dari Bontang ke Balikpapan, juga mencari istri, dua anaknya dan ibu mertuanya yang turut menjadi penumpang KM Titian Muhibah. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015