Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pembekuan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kamenpora), dan penghentian kompetisi liga sepakbola berbuntut. Kegelisahan sangat dirasakan oleh baik oleh klub- peserta liga termasuk para suporter.
Keputusan Kemenpora sangat berdampak dan memunculkan kerugian finansial klub. Belum lagi terancamnya kompetisi sepakbola di daerah yang sebenarnya berujung pada pembinaan generasi muda.
Hal tersebut tersampaikan pada saat kelompok suporter terbesar di Kalimantan Pusamania menyampaikan aspirasi dan berdialog dengan anggota DPRD Kaltim di Karang Paci, Selasa (5/5).
Perwakilan suporter yang juga Ketua Suporter Pusamania Tommy Ermanto menyatakan penghentian kompetisi yang dilakukan oleh EXCO PSSI tidak hanya merugikan klub-klub peserta liga, namun juga berdampak terhadap sektor-sektor yang lain terutama faktor sosial dan perekonomian.
Disebutkan Tommy salah satu dampak penghentian liga adalah pedagang asongan yang mana mereka mengantungkan hasil penjualan dagangan di setiap pertandingan yang digelar. Padahal mereka telah mengorbankan biaya untuk membayar retribusi tiket selama satu tahun atau satu musim kompetisi.
“Seharusnya faktor-faktor tersebut dipikirkan pemerintah,†katanya.
Selanjutnya Ketua Pusamania yang mewakili beberapa perwakilan suporter gabungan wilayah Kalimantan seperti Jackmania, LA Mania, Aremania Samarinda, Mitra Kukar, dan Barito Mania meminta kepada DPRD Kaltim untuk menyampaikan tuntutan mereka kepada pemerintah pusat agar kondisi yang dirasakan seluruh suporter dan masyarakat Indonesia dapat didengar.
Salah satu isi tuntutan itu adalah meminta Kemenpora untuk segera menunjuk operator liga yang kredibel, bermartabat serta terbebas dari interversi pihak manapun, serta mencabut Surat Keputusan Nomor 415/liga/V/2015 yang dikeluarkan oleh EXCO PSSI pada tanggal 2 Mei 2015 terkait penghentian Indonesia Super League, Divisi Utama, Piala Nusantara dan Piala Suratin pada musim 2015.
Menanggapi aspirasi yang disampaikan oleh kelompok suporter Kaltim tersebut, Wakil Ketua DPRD Kaltim Andi Faisal yang menerima rombongan menyatakan mendukung langkah-langkah kelompok suporter tersebut. Ini demi mengembalikan gairah sepakbola yang merupakan olahraga hiburan bagi masyarakat luas.
Menurutnya tuntutan yang disampaikan oleh suporter tersebut adalah hal yang positif. Diakuinya penghentian kompetisi sepakbola di Indonesia sangat berdampak terhadap semua sektor tanpa terkecuali.
“Kami menyadari bahwa kapasitas kami di legislatif adalah wakil dari masyarakat. Melalui pertemuan ini DPRD sangat mendukung penuh tuntutan suporter dan akan segera kami tindaklanjuti ke pemerintah pusat. Ini adalah suara dari daerah yang harus didengar oleh pusat,†katanya.
Senada dengan Andi Faisal, Zain Taufik selaku ketua Komisi IV DPRD Kaltim mengatakan, bahwa penghentian kompetisi liga sepakbola di Indonesia seharusnya jangan dilakukan, karena sangat berdampak luas terutama pembinaan bibit-bibit muda khususnya sepakbola.
Apalagi sepakbola selama ini telah terbukti sebagai salah satu olahraga yang bisa mempersatukan seluruh elemen masyarakat.
Rita Barito, anggota komisi IV DPRD Kaltim yang juga ketua kelompok suporter wanita Pusamania mengatakan keputusan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kemenpora harus kita hargai bersama.
“Namun kita juga akan bersama-sama mencari solusi terbaik agar kisruh dan penghentian liga yang berdampak terhadap seluruh stekholder dapat segera selesai. Tak hanya legislatif seharusnya pemerintah derah juga mendukung. (Humas DPRD Kaltim/adv/yud/oke)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Keputusan Kemenpora sangat berdampak dan memunculkan kerugian finansial klub. Belum lagi terancamnya kompetisi sepakbola di daerah yang sebenarnya berujung pada pembinaan generasi muda.
Hal tersebut tersampaikan pada saat kelompok suporter terbesar di Kalimantan Pusamania menyampaikan aspirasi dan berdialog dengan anggota DPRD Kaltim di Karang Paci, Selasa (5/5).
Perwakilan suporter yang juga Ketua Suporter Pusamania Tommy Ermanto menyatakan penghentian kompetisi yang dilakukan oleh EXCO PSSI tidak hanya merugikan klub-klub peserta liga, namun juga berdampak terhadap sektor-sektor yang lain terutama faktor sosial dan perekonomian.
Disebutkan Tommy salah satu dampak penghentian liga adalah pedagang asongan yang mana mereka mengantungkan hasil penjualan dagangan di setiap pertandingan yang digelar. Padahal mereka telah mengorbankan biaya untuk membayar retribusi tiket selama satu tahun atau satu musim kompetisi.
“Seharusnya faktor-faktor tersebut dipikirkan pemerintah,†katanya.
Selanjutnya Ketua Pusamania yang mewakili beberapa perwakilan suporter gabungan wilayah Kalimantan seperti Jackmania, LA Mania, Aremania Samarinda, Mitra Kukar, dan Barito Mania meminta kepada DPRD Kaltim untuk menyampaikan tuntutan mereka kepada pemerintah pusat agar kondisi yang dirasakan seluruh suporter dan masyarakat Indonesia dapat didengar.
Salah satu isi tuntutan itu adalah meminta Kemenpora untuk segera menunjuk operator liga yang kredibel, bermartabat serta terbebas dari interversi pihak manapun, serta mencabut Surat Keputusan Nomor 415/liga/V/2015 yang dikeluarkan oleh EXCO PSSI pada tanggal 2 Mei 2015 terkait penghentian Indonesia Super League, Divisi Utama, Piala Nusantara dan Piala Suratin pada musim 2015.
Menanggapi aspirasi yang disampaikan oleh kelompok suporter Kaltim tersebut, Wakil Ketua DPRD Kaltim Andi Faisal yang menerima rombongan menyatakan mendukung langkah-langkah kelompok suporter tersebut. Ini demi mengembalikan gairah sepakbola yang merupakan olahraga hiburan bagi masyarakat luas.
Menurutnya tuntutan yang disampaikan oleh suporter tersebut adalah hal yang positif. Diakuinya penghentian kompetisi sepakbola di Indonesia sangat berdampak terhadap semua sektor tanpa terkecuali.
“Kami menyadari bahwa kapasitas kami di legislatif adalah wakil dari masyarakat. Melalui pertemuan ini DPRD sangat mendukung penuh tuntutan suporter dan akan segera kami tindaklanjuti ke pemerintah pusat. Ini adalah suara dari daerah yang harus didengar oleh pusat,†katanya.
Senada dengan Andi Faisal, Zain Taufik selaku ketua Komisi IV DPRD Kaltim mengatakan, bahwa penghentian kompetisi liga sepakbola di Indonesia seharusnya jangan dilakukan, karena sangat berdampak luas terutama pembinaan bibit-bibit muda khususnya sepakbola.
Apalagi sepakbola selama ini telah terbukti sebagai salah satu olahraga yang bisa mempersatukan seluruh elemen masyarakat.
Rita Barito, anggota komisi IV DPRD Kaltim yang juga ketua kelompok suporter wanita Pusamania mengatakan keputusan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kemenpora harus kita hargai bersama.
“Namun kita juga akan bersama-sama mencari solusi terbaik agar kisruh dan penghentian liga yang berdampak terhadap seluruh stekholder dapat segera selesai. Tak hanya legislatif seharusnya pemerintah derah juga mendukung. (Humas DPRD Kaltim/adv/yud/oke)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015