Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Berdasarkan hasil uji identifikasi Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan dan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Bogor, akhirnya lada Kalimantan Timur resmi menjadi Varietas Unggul Nasional dengan nama Malonan 1.

"Varietas tanaman lada tersebut banyak dikembangkan di Kaltim meliputi Kecamatan Loa Janan dan Muara Badak di Kabupaten Kutai Kartanegara serta Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Berau," kata kata Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, Etnawati di Samarinda, Rabu.

Tim penguji mengumumkan hasil sidang pelepasan lada Kaltim menjadi varietas unggul nasional pada April lalu dengan nama Malonan 1, katanya.

"Melalui identifikasi genetik populasi tanaman melalui uji RAPD (Random Amflified Polymorphic DNA, red) dan melengkapi paparan mengenai asal usul maupun perbandingan dengan lada dari daerah lain," kata Etnawati.

Setelah dilakukan penelitian pada Malonan 1 berbeda dengan daerah lain dan memiliki beberapa keunggulan. Malonan 1 memiliki toleran terhadap penyakit busuk pangkal batang dan mampu berproduksi sepanjang tahun dengan rata-rata produksi 2,17 ton perhektare pertahun, katanya.

"Malonan 1 mengandung minyak atsiri 2,35 persen, oleoserin 11,23 persen dan piperin 3,82 persen atau lebih tinggi dari oleoserin dan piperin lada putih varietas asal Petaling 1 yang hanya 10,66 persen dan 3,03 persen. Jika dibandingkan dengan lada enteng yang memiliki kandungan minyak atsiri 2,90 persen, piperin 3,96 persen dan oleserin 12,59 persen," kata Etnawati.

Sedangkan lada hitam dengan kandungan minyak atsiri 2,61 persen, oleoserin 15,60 persen dan piperin 3,18 persen atau lebih tinggi dari oleoserin dan piperin lada hitam varietas Natar 1 sekitar 11,29 persen dan 2,35 persen, katanya.

Dilepasnya Malonan 1 diharapkan mampu mengembalikan kejayaan lada Kaltim serta terpenuhi ketersediaan benih unggul. Juga, berimbas kenaikan harga mencapai Rp150 ribu per kilogram sehingga petani bergairah mengurus kebun lada," kata Etnawati.

Lada Putih Kaltim seperti diketahui sudah dikenal di dunia setara dengan lada putih Bangka (Munthok white pepper) maupun lada hitam Lampung (Lampung Black Pepper).

Hanya saja terdapat perbedaan secara genetik antara lada lokal Kaltim dengan varietas Chunuk dari Bangka Belitung. Lada Kaltim hanya dapat diobservasi sesuai sifat morfologi komponen produksi dan mutunya guna dilepas sebagai varietas nasional.

Secara spesifik berdasarkan observasi morfologi terhadap bentuk daun dan produktivitas tanaman, lada lokal yang berkembang di Kabupaten Kukar dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memiliki ciri yang sama serta mampu berbuah sepanjang tahun.

"Perbedaan serta ciri khas yang dimiliki lada lokal inilah menjadi dasar pihak berkompeten di daerah mempersiapkan pelepasan varietas lada unggul Kaltim untuk dijadikan sumber benih unggul nasional," kata Etnawati. (*)

Pewarta: Susylo Asmalyah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015