Samarinda (ANTARA Kaltim) - Tim Pusamania Borneo Football Club tidak memedulikan keputusan pembekuan PSSI yang dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, serta memutuskan tetap melanjutkan kompetisi Indonesia Super League hingga tuntas.

General Manager Pusamania Borneo Football Club (PBFC) Aidil Fitri melalui laman resmi klub di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu, mengatakan PBFC telah menerima seluruh jadwal terbaru yang dikirimkan PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi pada Selasa (21/4).

Tim berjuluk "Pesut Etam" itu akan tetap menjalani kompetisi, meskipun sebelumnya telah terbit keputusan dari Kemenpora yang membekukan PSSI dan membentuk tim transisi untuk mengelola sepak bola di Indonesia.

"Sejauh ini keikutsertaan PBFC di ISL berada di bawah naungan PT LI selaku operator kompetisi. Untuk itu, kami harus menaati dan menjalankan apa yang diperintahkan PT LI," katanya.

Lagipula, lanjut Aidil Fitri, sejak awal pemilik dan Presiden PBFC sudah memberikan mandat jika klub harus tetap mengikuti kompetisi ini hingga tuntas. Apalagi, PBFC sebagai peserta ISL juga memiliki saham di PT Liga Indonesia.

"Kita ini di bawah PT LI. Jadi, kita harus ikut karena kalau tidak ikut kena sanksi, dan yang penting laporan itu masuk ke kita dan kita laksanakan," ujarnya.

Menurut Aidil Fitri, jadwal terbaru yang dikeluarkan PT LI sebenarnya hampir sama dengan jadwal yang dirilis sebelum terbitnya surat penundaan kompetisi pada awal April.

"Yang membedakan, hanya belum ada jadwal empat pertandingan PBFC yang tidak sempat digelar akibat adanya penundaan kompetisi," tambahnya.

Empat pertandingan yang ditunda pada periode 12-25 April itu masih akan dibicarakan lebih lanjut dan disusun ulang oleh PT LI.

Menpora Imam Nahrawi sebelumnya telah mengeluarkan surat pembekuan PSSI melalui Surat Keputusan Nomor 01307 Tahun 2015 tertanggal 17 April 2015.

Ada beberapa poin yang menyangkut pembekuan, di antaranya pemerintah tidak mengakui seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PSSI, termasuk hasil Kongres Luar Biasa PSSI di Surabaya, Sabtu (18/4).

Dengan pembekuan itu, pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah, termasuk kepolisian, tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada kepengurusan PSSI dan seluruh kegiatan keolahragaan.

Langkah pemerintah yang dilakukan setelah ada pembekuan adalah membentuk Tim Transisi yang akan mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015