Samarinda (ANTARA Kaltim) - Persoalan Banjir di Samarinda seakan masalah turunan yang membuat sengsara warganya. Provinsi sendiri melalui dewan mengaku akan memberikan perhatian khusus terhadap penanganan banjir di ibu kota Provinsi Kaltim tersebut. Salah satu faktor utama yang harus dibenahi adalah rehabilitasi Sungai Karang Mumus.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim Herwan Susanto mengatakan dirinya dan beberapa rekan di dewan pernah menyisiri Sungai Karang Mumus. Hasilnya, kondisinya sangat memprihatinkan akibat pencemaran, pembuangan sampah sembarangan dan berdirinya permukiman di sepanjang bantaran sungai membuat terlihat semakin kumuh dan semrawut.
“Ketika itu kami menyaksikan sendiri ketika menyusuri sungai karang mumus dengan menggunakan perahu kecil dengan mesin, di hulu bagaimana ayam dicuci dan kotorannya dibuang kesungai sedangkan di hilirnya airnya digunakan membuat tempe dan lainnya,â€beber Herwan.
Menurut Herwan kondisi ini sudah tidak sehat sehingga harus segera dilakukan rehabilitasi agar selain lebih sehat juga bagaimana menjaga kualitas sungai sehingga membantu mengatasi masalah banjir di Samarinda.
“Secara global Sungai Mahakam menjadi sumber air utama yang menghidupi warga di sekitarnya. Apabila kondisinya sudah tidak sehat maka akan banyak persoalan yang terjadi oleh sebab itu maka harus segera dilakukan pembenahan,†kata Herwan.
Ditambahkan Herwan bahwa anggota DPRD Kaltim asal daerah pemilihan Samarinda siap memberikan dukungan kepada Pemerintah Kota Samarinda khususnya pada penanganan masalah Sungai Karang Mumus agar menjadi lebih baik ke depan.
Pihaknya meminta kepada pihak pemerintah maupun dewan di Kota Tepian ini agar segera memaparkan masalah program pembenahan sungai karang mumus sehingga dapat diperjuangkan agar mendapat bantuan anggaran dari APBD Kaltim.
“Memang tidak ada kesepakatan tertulis antara kami dewan asal daerah pemilihan Samarinda untuk membantu pembenahan sungai karang mumus, akan tetapi kami semua mempunyai tanggungjawab besar kepada masyarakat agar dapat membantu Samarinda menjadi lebih nyaman dan sejahtera mengingat wajah Kaltim tergambar dari kondisi Kota Samarinda,â€ujar Herwan.(Humas DPRD Kaltim/adv/bar/oke)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Anggota Komisi III DPRD Kaltim Herwan Susanto mengatakan dirinya dan beberapa rekan di dewan pernah menyisiri Sungai Karang Mumus. Hasilnya, kondisinya sangat memprihatinkan akibat pencemaran, pembuangan sampah sembarangan dan berdirinya permukiman di sepanjang bantaran sungai membuat terlihat semakin kumuh dan semrawut.
“Ketika itu kami menyaksikan sendiri ketika menyusuri sungai karang mumus dengan menggunakan perahu kecil dengan mesin, di hulu bagaimana ayam dicuci dan kotorannya dibuang kesungai sedangkan di hilirnya airnya digunakan membuat tempe dan lainnya,â€beber Herwan.
Menurut Herwan kondisi ini sudah tidak sehat sehingga harus segera dilakukan rehabilitasi agar selain lebih sehat juga bagaimana menjaga kualitas sungai sehingga membantu mengatasi masalah banjir di Samarinda.
“Secara global Sungai Mahakam menjadi sumber air utama yang menghidupi warga di sekitarnya. Apabila kondisinya sudah tidak sehat maka akan banyak persoalan yang terjadi oleh sebab itu maka harus segera dilakukan pembenahan,†kata Herwan.
Ditambahkan Herwan bahwa anggota DPRD Kaltim asal daerah pemilihan Samarinda siap memberikan dukungan kepada Pemerintah Kota Samarinda khususnya pada penanganan masalah Sungai Karang Mumus agar menjadi lebih baik ke depan.
Pihaknya meminta kepada pihak pemerintah maupun dewan di Kota Tepian ini agar segera memaparkan masalah program pembenahan sungai karang mumus sehingga dapat diperjuangkan agar mendapat bantuan anggaran dari APBD Kaltim.
“Memang tidak ada kesepakatan tertulis antara kami dewan asal daerah pemilihan Samarinda untuk membantu pembenahan sungai karang mumus, akan tetapi kami semua mempunyai tanggungjawab besar kepada masyarakat agar dapat membantu Samarinda menjadi lebih nyaman dan sejahtera mengingat wajah Kaltim tergambar dari kondisi Kota Samarinda,â€ujar Herwan.(Humas DPRD Kaltim/adv/bar/oke)
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015